Bisnis  

Kemandirian Energi: Pilar Kedaulatan Nasional yang Tak Tergantikan

Avatar of Mais Nurdin
Kemandirian Energi Pilar Kedaulatan Nasional yang Tak Tergantikan

Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Denny JA, menekankan pentingnya penemuan lahan minyak baru untuk mencapai kemandirian energi Indonesia. Beliau menyatakan bahwa tanpa penemuan baru, kemandirian energi hanyalah mimpi.

Pernyataan Denny JA yang tegas, “No discovery, no sovereignty,” menunjukkan urgensi situasi saat ini. Produksi minyak Indonesia yang hanya 600 ribu barel per hari, jauh dari kebutuhan nasional 1,2 hingga 1,4 juta barel per hari, membuat Indonesia sangat bergantung pada impor.

Ketergantungan ini menciptakan kerentanan terhadap gejolak internasional. Denny JA mengingatkan bahwa ketahanan energi nasional bisa terguncang jika terjadi ketidakstabilan global. Oleh karena itu, kemandirian energi bukan hanya slogan, tetapi fondasi utama bagi keberlangsungan hidup bangsa.

Kemandirian Energi: Lebih dari Sekadar Jargon

Denny JA menyampaikan bahwa kemandirian energi merupakan bagian integral dari kemandirian ekonomi dan pangan. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya ketahanan dan kemandirian nasional.

Beliau juga menyoroti penurunan produksi migas Indonesia dalam lima dekade terakhir, dari 1,2 juta barel per hari pada era 1970-an menjadi hanya separuhnya saat ini. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara penghasil minyak utama.

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memproduksi 12 juta barel per hari, Arab Saudi 10 juta barel per hari, dan bahkan Iran, yang berada di peringkat ke-10 dunia, memproduksi 2,5 juta barel per hari. Indonesia hanya memproduksi 5-20% dari kapasitas negara-negara tersebut.

Tiga Pilar Kunci Kemandirian Energi

Eksplorasi dan Teknologi

Denny JA mengidentifikasi tiga pilar kunci untuk mencapai kemandirian energi. Yang pertama adalah eksplorasi dan teknologi. Negara-negara maju terus berinvestasi dalam penemuan cadangan baru dan teknologi eksplorasi yang canggih. Tanpa inovasi dan penemuan baru, kemandirian energi hanya akan menjadi angan-angan.

Tata Kelola dan Transparansi

Pilar kedua adalah tata kelola dan transparansi. Denny JA dengan tegas menyatakan bahwa, “Kalau sektor ini dikendalikan oligarki yang diuntungkan dari impor, maka produksi akan kalah oleh mafia.” Pengelolaan sektor energi harus menerapkan prinsip *check and balance* untuk mencegah praktik-praktik koruptif dan memaksimalkan produksi dalam negeri.

Stabilitas Kebijakan Jangka Panjang

Pilar ketiga adalah stabilitas kebijakan jangka panjang. Industri energi membutuhkan konsistensi kebijakan lintas pemerintahan. Perubahan kebijakan yang sering terjadi, seperti yang dialami Venezuela, dapat merusak fondasi sektor energi suatu negara. Denny JA mencontohkan, “Setiap ganti rezim, ganti kebijakan—itulah yang menghancurkan fondasi energi Venezuela.”

Strategi Menuju Kemandirian Energi

Untuk mencapai kemandirian energi, Denny JA mendorong beberapa strategi. Pertama, percepatan eksplorasi lahan migas baru dengan dukungan insentif fiskal bagi investor. Kedua, penguatan riset dan pengembangan teknologi eksplorasi domestik. Ketiga, diversifikasi energi dengan pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi, surya, dan bioenergi.

Pemerintah juga harus merumuskan *roadmap* energi nasional yang berkelanjutan dan konsisten, serta menerapkan tata kelola yang akuntabel dan transparan. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, Indonesia dapat mencapai kemandirian energi yang sesungguhnya.

Dalam penutup pidatonya, Denny JA menyampaikan sebuah analogi yang menyegarkan: “Dalam dunia Marvel, kita kenal Fantastic Four, penjaga keadilan. Di sini, kita punya delapan komisaris. Boleh dong kalau kita sebut diri sebagai Fantastic Eight,” ujarnya disambut tawa hadirin. Harapannya, Pertamina Hulu Energi dapat mencapai posisi yang lebih kuat, dengan peningkatan produksi dan kebijakan yang kokoh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *