News  

Skandal Ijazah Rismon Sianipar: Kebohongan Terbongkar, Tak Ada Penyetaraan Gelar

Avatar of Mais Nurdin
Skandal Ijazah Rismon Sianipar Kebohongan Terbongkar Tak Ada Penyetaraan Gelar

Dugaan ijazah palsu S2 dan S3 Rismon Sianipar, penggugat ijazah Jokowi, semakin menguat setelah investigasi netizen. Investigasi ini melibatkan sejumlah pihak, kemungkinan dari kalangan akademisi, yang menganalisis ijazah tersebut secara menyeluruh.

Fokus investigasi tertuju pada ijazah S2 (M.Eng) dan S3 (D.Eng) yang diklaim Rismon Sianipar peroleh dari Universitas Yamaguchi, Jepang. Netizen mengecek keabsahan ijazah tersebut melalui situs penyetaraan ijazah luar negeri milik Kemdikbud.

Hasilnya mengejutkan. Ketika nama Rismon Sianipar dimasukkan ke dalam sistem pencarian SK Lama Kemdikteksaintek, sistem menampilkan pesan error, mengindikasikan ketidakberadaan data tersebut dalam database.

Metode Verifikasi Ijazah dan Hasilnya

Sebagai perbandingan, data Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi, yang merupakan lulusan universitas di Singapura, ditemukan dan terverifikasi dengan jelas di sistem tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penyetaraan ijazah berfungsi dengan baik.

Untuk memastikan sistem tidak mengalami kendala dalam mendeteksi ijazah dari Jepang, YouTuber Vicky Himpong melakukan uji coba dengan memasukkan nama-nama lulusan Jepang lainnya. Nama-nama tersebut, seperti Nonot Suwarno dan Karuniawan Puji Wicaksono, berhasil terdeteksi dalam sistem.

Kegagalan sistem mendeteksi ijazah Rismon Sianipar semakin memperkuat kecurigaan akan keasliannya. Vicky Himpong menyimpulkan bahwa kemungkinan besar Rismon Sianipar tidak memiliki ijazah S2 dan S3 yang diklaimnya.

Penjelasan Pihak Rismon Sianipar

Rismon Sianipar membantah tuduhan tersebut. Ia menunjukkan sertifikat pendidik (Serdos) dan mengklaimnya sebagai bukti penyetaraan ijazah. Namun, menurut sumber Vicky Himpong, klaim tersebut keliru. Serdos tidak sama dengan penyetaraan ijazah.

Ia juga menegaskan bahwa Universitas Yamaguchi, melalui perwakilan akademiknya, Tomomi Tsumori, telah menyatakan tidak pernah menerbitkan ijazah atas nama Rismon Sianipar. Pernyataan ini disampaikan melalui email resmi kepada UGM dan pakar digital forensik Josua M Sinambela.

Rismon menjelaskan bahwa ia telah mempublikasikan karya tulis ilmiah di book chapter dan jurnal, serta menunjukkan transkrip nilai dari Universitas Yamaguchi melalui kanal YouTube-nya, Balige Academy. Namun, hal ini tidak serta merta membuktikan keabsahan ijazahnya.

Analisis dan Kesimpulan

Investigasi netizen ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara klaim Rismon Sianipar dan bukti yang tersedia. Kegagalan verifikasi ijazah melalui sistem resmi Kemdikbud, ditambah pernyataan resmi dari Universitas Yamaguchi, sangat menguatkan dugaan ijazah palsu.

Meskipun Rismon Sianipar membantah tuduhan dan menunjukkan bukti pendukung lainnya, bukti-bukti yang ada lebih mengarah pada kemungkinan besar ijazah S2 dan S3-nya tidak sah. Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang pentingnya integritas akademik.

Kasus ini juga mengingatkan pentingnya verifikasi ijazah dan pentingnya transparansi dalam dunia pendidikan. Lembaga pendidikan dan pemerintah perlu memperkuat mekanisme verifikasi untuk mencegah kasus serupa di masa mendatang.

Lebih lanjut, perlu diteliti lebih dalam bagaimana Rismon Sianipar memperoleh sertifikat pendidik tanpa adanya proses penyetaraan ijazah yang resmi. Hal ini juga perlu menjadi perhatian bagi instansi terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *