Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Umar Sidiki (ZUS) di Gorontalo Utara mengalami kendala suplai air bersih dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM). Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengingat ketergantungan rumah sakit terhadap pasokan air bersih dari PUDAM untuk operasionalnya.
Keterbatasan air bersih ini berdampak signifikan pada pelayanan kesehatan di RSUD ZUS. Rumah sakit yang melayani banyak pasien setiap harinya membutuhkan pasokan air yang memadai untuk berbagai keperluan, mulai dari perawatan pasien hingga sterilisasi alat medis.
Dampak Krisis Air Bersih di RSUD ZUS
Kasubag Umum dan Perlengkapan RSUD ZUS, Erich Talarima, menyatakan bahwa sejak awal tahun 2025, suplai air dari PUDAM tidak maksimal. Kondisi ini memaksa rumah sakit untuk mengandalkan sumber air alternatif yang terbatas.
Sumber air alternatif yang dimiliki RSUD ZUS berupa sumur bor dan sumur gali, namun kapasitasnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, terutama ketika jumlah pasien rawat inap meningkat. Ketidakcukupan air ini berpotensi mengganggu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.
Pihak RSUD ZUS telah berkoordinasi dengan PUDAM. PUDAM menyatakan sedang melakukan perbaikan dan penambahan alat pendorong untuk meningkatkan aliran air ke rumah sakit. Namun, belum diketahui kapan perbaikan tersebut akan selesai dan suplai air kembali normal.
Upaya Penanganan dan Solusi Jangka Panjang
Untuk mengatasi masalah ini jangka panjang, RSUD ZUS berencana menambah sumber air bersih melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Proyek ini saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan, diharapkan dapat memberikan solusi permanen terhadap krisis air bersih yang dihadapi.
Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kerjasama antara RSUD ZUS dan PUDAM. Mungkin perlu dikaji ulang kontrak kerjasama yang ada, atau dipertimbangkan alternatif suplai air lain, seperti pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) sendiri di area rumah sakit.
Analisis dan Rekomendasi
Krisis air bersih di RSUD ZUS ini menyoroti pentingnya infrastruktur air bersih yang handal dan berkelanjutan di fasilitas kesehatan. Rumah sakit sebagai fasilitas vital harus diprioritaskan dalam hal ketersediaan air bersih.
Pemerintah daerah perlu memastikan ketersediaan air bersih bagi seluruh fasilitas kesehatan, dan mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur air bersih. Kerjasama antar instansi terkait juga sangat penting untuk memastikan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, RSUD ZUS perlu mengembangkan rencana kontingensi untuk menghadapi potensi krisis air bersih di masa mendatang. Hal ini termasuk penyediaan cadangan air yang cukup, dan pelatihan bagi petugas untuk mengelola penggunaan air secara efisien.
Kejadian ini juga menjadi pelajaran penting bagi daerah lain untuk memperhatikan infrastruktur air bersih di fasilitas kesehatan mereka, sehingga kejadian serupa dapat dihindari.