
Lonjakan Tajam Harga Bitcoin Menyapu Posisi Short dan Membuka Peluang Kenaikan Lebih Lanjut
newsfior.com – Lonjakan harga Bitcoin ke Rp1,68 miliar (sekitar $104.000) dalam waktu singkat telah memicu gelombang likuidasi posisi jual (short) bernilai hampir Rp6,4 triliun dalam 24 jam terakhir.
Kenaikan ini menandai titik tertinggi sejak akhir Januari 2025 dan memberikan sinyal kuat akan potensi tren naik lanjutan di pasar kripto.
Harga Bitcoin Menembus Titik Tertinggi Sejak Awal Tahun
Dalam satu hari terakhir, harga Bitcoin naik lebih dari 3%, menembus Rp1,65 miliar dan sempat menyentuh Rp1,68 miliar.
Kenaikan ini dipicu oleh dua faktor utama: pengumuman kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat dan Inggris oleh Presiden Donald Trump, serta rekor arus masuk dana ke reksa dana kripto berbasis fisik (ETF spot Bitcoin) yang melampaui Rp640 triliun ($40 miliar).
Pasar kripto secara keseluruhan pun ikut terdorong.
Berdasarkan data dari TradingView, total kapitalisasi pasar aset digital—di luar Bitcoin—naik 10% menjadi sekitar Rp18.240 triliun ($1,14 triliun), tertinggi sejak 6 Maret 2025.
Posisi Short Senilai Rp6,4 Triliun Tersapu
Kenaikan cepat ini berdampak besar pada para trader yang memasang taruhan penurunan harga.
Data dari platform analitik Coinglass menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir, posisi jual Bitcoin senilai Rp6,4 triliun telah dilikuidasi. Ini merupakan nilai likuidasi harian terbesar sejak November 2024.
Di sisi lain, posisi beli (long) yang ikut tersapu bernilai jauh lebih kecil, hanya sekitar Rp352 miliar ($22 juta), menunjukkan bahwa mayoritas pelaku pasar sebelumnya lebih condong ke arah pesimistis.
Dalam perdagangan margin, posisi bisa dilikuidasi secara otomatis jika saldo akun trader turun di bawah batas minimum.
Hal ini biasanya dipicu oleh pergerakan harga yang berlawanan dengan posisi yang diambil, dan menyebabkan platform menutup posisi untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
Keseimbangan Leverage Berubah, Peluang Kenaikan Terbuka
Ketimpangan besar antara likuidasi posisi jual dan beli mengindikasikan bahwa pasar sempat didominasi oleh ekspektasi penurunan harga.
Ketika harga Bitcoin melonjak, posisi tersebut tersapu bersih, menciptakan tekanan beli tambahan yang bisa memicu kenaikan lebih lanjut.
Dengan sentimen pasar yang terus menguat dan arus modal institusional yang masih deras ke instrumen investasi kripto, para analis memperkirakan bahwa lonjakan harga Bitcoin ke Rp1,68 miliar bukanlah puncak, melainkan awal dari fase bullish baru.
Momentum Pasar Masih Kuat
Kenaikan tajam harga Bitcoin yang disertai likuidasi besar-besaran ini mengubah lanskap pasar kripto secara signifikan.
Di tengah kondisi makro yang positif dan dukungan dana besar dari investor institusi, peluang untuk kenaikan lebih lanjut semakin terbuka.
Namun demikian, volatilitas tetap menjadi faktor utama yang harus diwaspadai. Investor disarankan untuk tetap melakukan manajemen risiko secara ketat, terutama di tengah pergerakan harga yang agresif seperti saat ini. Satu hal yang jelas: pasar kini kembali hidup, dan semua mata tertuju pada arah pergerakan selanjutnya dari harga Bitcoin.