Dugaan kepemilikan ijazah palsu Rismon Sianipar, penggugat ijazah Presiden Jokowi yang menyatakan ijazah tersebut palsu, semakin menguat. Bukti terbaru menunjukkan ketidakhadiran disertasinya di platform pencarian CiNii, basis data bibliografi terkemuka di Jepang.
CiNii, dikelola oleh National Institute of Informatics, merupakan platform komprehensif yang mencakup berbagai publikasi akademik, termasuk disertasi S3 (doktoral). Ketiadaan disertasi Rismon Sianipar di platform ini menimbulkan kecurigaan serius mengenai keabsahan ijazahnya dari Universitas Yamaguchi, Jepang.
Investigasi YouTuber Mengungkap Fakta Mengejutkan
Seorang YouTuber, Vicky Himpong, melakukan investigasi independen dengan memanfaatkan CiNii. Ia menghubungi beberapa dosen Indonesia yang lulus S3 dari Jepang. Ketika nama-nama dosen tersebut dimasukkan ke dalam pencarian CiNii, disertasi mereka muncul dengan mudah.
Namun, ketika Vicky mencoba mencari nama Rismon Hasiholan Sianipar, hasilnya nihil. Tidak ada disertasi yang ditemukan, hanya satu buku yang terdaftar atas namanya. Temuan ini semakin memperkuat dugaan pemalsuan ijazah.
Pernyataan Pihak Universitas Yamaguchi
Pihak Universitas Yamaguchi, melalui Tomomi Tsumori dari bagian akademik Fakultas Teknik, telah secara resmi menyatakan bahwa universitas tersebut tidak pernah menerbitkan ijazah S3 atas nama Rismon Sianipar. Pernyataan ini disampaikan melalui email kepada Josua M Sinambela, pakar digital forensik dan pihak UGM yang terlibat dalam kontroversi ijazah Jokowi.
Pernyataan resmi dari Universitas Yamaguchi ini menjadi bukti kuat yang membantah klaim Rismon Sianipar. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang asal-usul ijazah yang selama ini diklaimnya.
Tanggapan Rismon Sianipar dan Kontroversi yang Berkembang
Rismon Sianipar membantah tuduhan tersebut dan menunjukkan ijazah serta transkrip nilainya yang menggunakan kertas putih. Ia menyatakan enggan membahas lebih lanjut dan meminta fokus tetap tertuju pada ijazah Jokowi.
Namun, pengecekan independen melalui platform CiNii dan pernyataan resmi pihak Universitas Yamaguchi telah memberikan bukti yang cukup kuat untuk meragukan keabsahan ijazah Rismon Sianipar. Kontroversi ini semakin menarik perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan tentang etika dan integritas dalam proses penggugatan ijazah Presiden Jokowi.
Analisis Lebih Lanjut dan Implikasi Hukum
Kasus ini menyorot pentingnya verifikasi dan validasi ijazah, khususnya dalam konteks tuntutan hukum yang serius. Ketiadaan disertasi di database akademik yang kredibel merupakan bukti yang signifikan dalam menilai keabsahan ijazah. Proses hukum selanjutnya akan menentukan konsekuensi dari dugaan pemalsuan ijazah ini.
Penggunaan platform pencarian akademik seperti CiNii sebagai alat verifikasi menjadi penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam dunia pendidikan. Kasus Rismon Sianipar ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya integritas akademik dan konsekuensi dari tindakan pemalsuan dokumen.
Lebih lanjut, perlu dilakukan investigasi lebih mendalam untuk mengungkap jaringan atau individu yang mungkin terlibat dalam pembuatan ijazah palsu tersebut. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan untuk menegakkan hukum yang berlaku.