Basmi ODOL: Teguran Keras Tak Cukup, Butuh Aksi Nyata Pemerintah

Mais Nurdin

9 Juni 2025

3
Min Read
Basmi ODOL: Teguran Keras Tak Cukup, Butuh Aksi Nyata Pemerintah

Kendaraan Over Dimension dan Over Load (ODOL) merupakan masalah klasik namun serius yang terus menghantui sektor transportasi jalan di . Kendaraan yang melebihi batas dimensi dan kapasitas muatan masih kerap ditemukan di jalan raya, meskipun sudah lama menjadi perhatian pemerintah dan berbagai pihak.

Dampak negatif ODOL sangat luas dan merugikan. Kerusakan jalan dan jembatan yang signifikan menjadi beban negara. Risiko kecelakaan lalu lintas juga meningkat drastis, mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya. Persaingan usaha yang tidak sehat juga terjadi karena pelaku usaha yang melanggar aturan memiliki keunggulan biaya yang tidak adil.

Tekanan efisiensi dan persaingan harga yang ketat mendorong banyak pelaku usaha logistik untuk menggunakan kendaraan ODOL. Meskipun dipahami, hal ini merupakan tindakan yang berisiko dan merugikan dalam jangka panjang. sesaat yang didapat justru akan berdampak buruk bagi mereka sendiri dan perekonomian nasional.

Upaya Pemerintah dalam Mengatasi ODOL

Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah ODOL melalui berbagai . Razia terpadu dilakukan secara berkala untuk menindak kendaraan yang melanggar aturan. Modernisasi jembatan timbang juga diterapkan untuk meningkatkan pengawasan dan akurasi penimbangan. Sanksi administratif dan pidana juga diberikan kepada para pelanggar.

Namun, upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang maksimal. Tantangannya masih sangat besar, mulai dari keterbatasan sumber daya petugas pengawas hingga resistensi dari pelaku usaha yang merasa terbebani oleh aturan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

Perlu Pendekatan yang Lebih Holistik

Muhammad Akbar, seorang pemerhati transportasi, menekankan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam mengatasi masalah ODOL. Pendekatan represif yang berfokus pada sanksi saja dinilai kurang efektif dan justru menciptakan jarak antara regulator dan pelaku usaha.

Akbar menyoroti perlunya keseimbangan antara penegakan hukum dan pemberian insentif. Saat ini, kepatuhan cenderung bersifat temporer dan formalistik, karena kurangnya dukungan dan insentif bagi pelaku usaha yang taat aturan. Mereka yang patuh justru menanggung beban biaya yang lebih tinggi tanpa mendapatkan imbalan yang memadai.

Insentif sebagai Penggerak Perubahan

Pemberian insentif bagi pelaku usaha yang patuh pada aturan menjadi kunci penting dalam mendorong perubahan perilaku. Insentif tersebut dapat berupa diskon tarif tol, bahan bakar (BBM), potongan biaya perawatan di bengkel resmi, atau skema pembiayaan yang lebih mudah diakses.

Dengan adanya insentif, kepatuhan pada aturan tidak lagi menjadi beban, melainkan menjadi peluang untuk mendapatkan . Hal ini akan mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk beralih menggunakan kendaraan yang sesuai dengan standar dimensi dan muatan.

Contoh-contoh Insentif yang Dapat Diterapkan:

  • Diskon tarif tol untuk kendaraan yang memenuhi standar.
  • BBM bersubsidi untuk armada legal yang terdaftar.
  • Potongan biaya servis di bengkel resmi yang terverifikasi pemerintah.
  • Skema pembiayaan berbunga rendah bagi yang ingin beralih ke armada sesuai regulasi.
  • Insentif-insentif tersebut akan membantu pelaku usaha melewati masa transisi tanpa harus mengorbankan kelangsungan mereka. Hal ini penting untuk mendorong transformasi sistem logistik yang lebih aman, efisien, dan berdaya saing.

    Transformasi Logistik yang Berkelanjutan

    perlu membangun sistem logistik yang lebih baik dan berkelanjutan. Hal ini membutuhkan keseimbangan antara penegakan aturan yang tegas dan dukungan yang nyata bagi pelaku usaha. Kebijakan yang hanya menekankan pada hukuman akan menciptakan resistensi. Sebaliknya, kebijakan yang mengakomodasi realitas di lapangan dan memberikan insentif yang rasional akan mendorong kepatuhan yang tulus dan berkelanjutan.

    Dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, yang memadukan penegakan hukum yang tegas dengan insentif yang adil, diharapkan masalah ODOL dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan. Ini akan menciptakan sistem transportasi jalan yang lebih aman, efisien, dan berkeadilan bagi semua pihak.

    Selain itu, perlu juga ditingkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya kepatuhan terhadap aturan ODOL. Pengembangan dan sistem monitoring yang lebih canggih juga dapat membantu dalam pengawasan dan penindakan.

    Tinggalkan komentar

    Related Post