Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Ace Hasan Syadzily, menyatakan bahwa dampak penutupan Selat Hormuz akibat konflik Iran-Israel akan menjadi topik utama diskusi dalam Jakarta Geopolitical Forum (JGF) IX Tahun 2025. “Ini pertanyaan yang juga saya kira sangat relevan, akan menjadi bahan pembahasan dan diskusi di dalam forum JGF ini,” ungkap Ace dalam konferensi pers JGF 2025 di Jakarta, Senin.
Selat Hormuz, jalur logistik internasional vital, terutama untuk perdagangan minyak dunia, menjadi sorotan. Ace menjelaskan, hampir 30 persen jalur logistik minyak dunia melewati selat tersebut. Oleh karena itu, dampak potensial penutupan selat ini terhadap pasokan energi Indonesia akan menjadi fokus pembahasan dalam JGF.
Ketegangan antara Iran dan Israel, yang meningkat tajam setelah serangan militer Israel dan serangan balasan Amerika Serikat, menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kebutuhan energi Indonesia. JGF 2025 akan membahas langkah-langkah antisipatif dan mitigasi yang dapat diambil pemerintah untuk menghadapi situasi geopolitik yang tidak menentu ini.
Jakarta Geopolitical Forum (JGF) 2025: Fragmentasi Ekonomi dan Ketahanan Energi
JGF 2025 mengangkat tema “Fragmentasi Ekonomi dan Ketahanan Energi,” sebuah tema yang dianggap sangat relevan oleh Lemhannas. Tema ini sejalan dengan salah satu poin prioritas Presiden Prabowo, yakni ketahanan energi nasional. Situasi geopolitik global yang bergejolak dan penuh ketidakpastian semakin mempertegas pentingnya membahas isu ketahanan energi.
Forum yang berlangsung pada 24-25 Juni 2025 akan menghadirkan para pemangku kepentingan kunci, termasuk para pengambil kebijakan, akademisi, pengusaha, dan lembaga think tank dari berbagai negara. Kehadiran para ahli ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang komprehensif dan solusi yang efektif untuk tantangan ketahanan energi.
Peserta JGF 2025
Kehadiran perwakilan dari berbagai negara telah dikonfirmasi, termasuk Australia, China, Mesir, Jepang, Rusia, Inggris, dan Vietnam. Keragaman peserta ini menandakan pentingnya forum ini dalam membahas isu global yang kompleks dan saling berkaitan.
Konflik Iran-Israel dan Penutupan Selat Hormuz
Konflik Iran-Israel yang meningkat tajam menjadi latar belakang utama pembahasan JGF 2025. Serangan militer Israel terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni 2025, dan serangan balasan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada Sabtu, 21 Juni 2025, telah meningkatkan tensi regional secara signifikan.
Sebagai respons atas serangan AS, Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu, 22 Juni 2025, menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz untuk semua aktivitas pelayaran. Keputusan ini berpotensi menimbulkan dampak ekonomi global yang serius, terutama pada harga minyak dunia dan rantai pasokan energi.
Potensi penutupan Selat Hormuz akan dibahas secara mendalam dalam JGF 2025. Forum ini akan menganalisis berbagai skenario dan dampak potensial, serta strategi untuk mengurangi risiko dan menjaga stabilitas ekonomi dan energi Indonesia.
Selain itu, JGF 2025 juga akan menelaah berbagai strategi diversifikasi energi, pengembangan energi terbarukan, dan peningkatan efisiensi energi sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia di tengah ketidakpastian geopolitik global. Forum ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan ketahanan energi di masa depan.
Kesimpulannya, JGF 2025 memainkan peran penting dalam merespon dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, khususnya terkait konflik Iran-Israel dan potensinya terhadap ketahanan energi Indonesia. Diskusi dan kolaborasi antar para ahli dari berbagai negara akan memberikan wawasan yang berharga dalam merumuskan strategi untuk menghadapi tantangan ini.
Tinggalkan komentar