Rasanya pasti frustasi ketika gaji bulanan habis sebelum waktunya, bukan? Banyak yang mengalami hal ini, terutama generasi milenial dan Gen Z. Kita seringkali merasa uang lenyap begitu saja tanpa jejak.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini. Gaya hidup konsumtif, godaan belanja online yang tak terbendung, dan kebiasaan nongkrong yang terlalu sering adalah beberapa penyebab utama. Keinginan untuk selalu mengikuti tren (FOMO) juga berperan besar.
Padahal, mengelola keuangan dengan bijak sejak dini sangat penting. Ini kunci untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan. Kebiasaan kecil dalam mengatur keuangan hari ini akan berdampak besar pada masa depan kita. Menunda pengelolaan keuangan hanya akan membuat masalah semakin besar nantinya.
Kenali “Penyakit” Keuangan Anak Muda
Sebelum kita membahas solusinya, mari kita identifikasi terlebih dahulu beberapa kesalahan umum dalam pengelolaan keuangan yang sering dilakukan oleh anak muda.
Gaya Hidup di Atas Kemampuan
Terjebak dalam FOMO (Fear of Missing Out) seringkali membuat pengeluaran membengkak. Kita cenderung tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, seperti gadget terbaru, makan di restoran mewah, atau membeli barang bermerek hanya untuk gengsi.
Tekanan sosial media juga memperparah masalah ini. Kita seringkali membandingkan diri dengan orang lain dan merasa perlu untuk mengikuti tren agar tidak ketinggalan zaman. Padahal, hal ini justru dapat menguras keuangan kita.
Mengabaikan Anggaran
Banyak yang beranggapan membuat anggaran keuangan tidak perlu karena gaji masih kecil. Padahal, dengan mencatat setiap pengeluaran, kita dapat melacak kemana uang kita pergi dan menghindari pemborosan.
Membuat anggaran sederhana saja sudah cukup membantu. Kita bisa menggunakan aplikasi pengatur keuangan atau mencatat pengeluaran dalam buku catatan. Yang terpenting adalah konsisten dalam mencatatnya.
Kebablasan Paylater dan Kartu Kredit
Kemudahan transaksi dengan paylater dan kartu kredit memang menggoda. Namun, jika tidak dikontrol dengan baik, utang bisa menumpuk dan menjadi beban keuangan yang berat setiap bulannya. Bayangan cicilan yang panjang dapat menghambat keuangan kita.
Sebelum menggunakan paylater atau kartu kredit, pastikan kita mampu membayar tagihan tepat waktu. Jangan sampai kita terjebak dalam lingkaran utang yang terus berputar.
Menganggap Remeh Pengeluaran Kecil
Pengeluaran kecil seperti kopi, parkir, atau jajan seringkali diabaikan. Namun, jika diakumulasikan, jumlahnya bisa sangat signifikan dan dapat menguras keuangan kita tanpa disadari. Sedikit demi sedikit akan banyak juga.
Oleh karena itu, penting untuk mencatat semua pengeluaran, sekecil apapun itu. Dengan begitu, kita dapat mengetahui pola pengeluaran kita dan mengidentifikasi area yang perlu dihemat.
Jurus Sakti Atur Gaji: Metode 50/30/20
Metode 50/30/20 adalah salah satu metode budgeting yang populer dan mudah diterapkan untuk pemula. Metode ini membagi pendapatan bersih bulanan menjadi tiga bagian utama:
- 50% untuk kebutuhan pokok: Ini mencakup biaya tempat tinggal, makanan, transportasi, dan tagihan utilitas.
- 30% untuk kebutuhan sekunder: Ini termasuk hiburan, makan di luar, belanja, dan lain-lain. Bagian ini perlu dikelola dengan baik agar tidak melebihi batas.
- 20% untuk tabungan dan investasi: Ini adalah bagian yang sangat penting untuk masa depan finansial kita. Sebagian bisa dialokasikan untuk dana darurat, investasi, atau membayar hutang.
Tentu saja, proporsi ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi finansial masing-masing individu. Yang terpenting adalah konsisten dalam menerapkan metode ini dan secara berkala mengevaluasi apakah sudah sesuai dengan kondisi keuangan kita.
Selain metode 50/30/20, ada banyak metode lain yang bisa dipelajari, seperti metode zero-based budgeting atau envelope system. Pilihlah metode yang paling sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup kita.
Intinya, mengelola keuangan dengan baik membutuhkan kedisiplinan dan konsistensi. Jangan takut untuk memulai, meskipun terkesan kecil. Langkah kecil yang konsisten akan membawa perubahan besar di masa depan. Perencanaan yang matang akan menghindarkan kita dari stres finansial.