Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan sejarah baru pada perdagangan Jumat, 15 Agustus 2025, dengan menembus level psikologis 8.000. Namun, euforia tersebut hanya berlangsung singkat. Setelah mencapai puncak di angka 8.017, IHSG mengalami koreksi tajam hingga menutup perdagangan di level 7.898.
Penurunan IHSG sebesar 0,4% atau lebih dari 100 poin dari puncaknya ini disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) yang masif. Banyak investor memanfaatkan momentum kenaikan awal untuk mengamankan keuntungan mereka, sehingga memicu tekanan jual yang signifikan menjelang penutupan bursa.
Meskipun ditutup di zona merah, aktivitas perdagangan tetap tinggi. Volume transaksi mencapai puluhan miliar lembar saham, dengan frekuensi perdagangan mendekati 2 juta kali. Hal ini menunjukkan minat investor yang masih cukup besar, meski sentimen jangka pendek cenderung negatif. Tingginya aktivitas transaksi ini menunjukan pasar masih cukup likuid.
Kenaikan IHSG di awal perdagangan didorong oleh optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi domestik. Ekspektasi kebijakan pemerintah yang mendukung juga turut meningkatkan sentimen positif. Namun, sentimen positif ini tidak cukup kuat untuk menahan gelombang profit taking yang terjadi.
“Pelemahan IHSG merupakan imbas aksi ambil untung setelah lonjakan cepat di awal sesi. Banyak pelaku pasar memanfaatkan kenaikan IHSG untuk merealisasikan keuntungan,” ujar seorang analis pasar yang namanya tidak ingin disebutkan. Pernyataan tersebut mencerminkan sentimen umum di pasar.
Secara keseluruhan, IHSG berhasil menembus level 8.000, meskipun penutupan di bawah angka tersebut. Rekor intraday ini tetap menjadi pencapaian bersejarah bagi pasar modal Indonesia.
Data perdagangan hari ini menunjukkan:
* **Tertinggi harian:** 8.017 poin
* **Penutupan:** 7.898 poin (-0,4%)
* **Pemicu penurunan:** Aksi profit taking oleh investor
* **Sentimen positif:** Optimisme terhadap ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah
Meskipun mengalami koreksi, pergerakan IHSG ini menunjukkan dinamika pasar yang menarik. Ke depan, investor perlu mencermati perkembangan ekonomi makro dan kebijakan pemerintah untuk mengantisipasi pergerakan pasar. Analisis fundamental perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa juga sangat penting untuk strategi investasi jangka panjang. Pengaruh global juga perlu diperhatikan, mengingat pasar modal Indonesia juga terpengaruh oleh kondisi ekonomi global.
Perlu diingat bahwa pasar saham selalu bergejolak dan investasi selalu memiliki risiko. Investor perlu bijak dalam mengambil keputusan investasi dan diversifikasi portofolio sangat disarankan untuk meminimalisir risiko kerugian.