Prabowo Siapkan Rp164,4 Triliun Jaga Ketahanan Pangan Nasional 2026

Bisnis3 Dilihat

Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan alokasi anggaran fantastis untuk ketahanan pangan nasional pada tahun 2026. Total dana yang disiapkan mencapai Rp 164,4 triliun, sebuah langkah besar dalam upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Angka ini mencerminkan komitmen serius pemerintah dalam membangun fondasi kemandirian pangan Indonesia.

“Secara keseluruhan sebesar Rp 164,4 triliun akan kita alokasikan di tahun 2026 untuk penguatan ketahanan pangan nasional,” tegas Presiden Prabowo dalam penyampaian RAPBN 2026 di Gedung DPR RI. Pernyataan ini menegaskan prioritas utama pemerintah untuk mengatasi isu krusial ketahanan pangan.

Alokasi dana tersebut bertujuan untuk mencapai swasembada pangan, khususnya beras dan jagung. Pemerintah berharap, dengan langkah ini, Indonesia tak lagi bergantung pada impor dan mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sendiri. Program ini juga diharap mampu menciptakan kesejahteraan petani dan nelayan.

Selain mencapai swasembada, program ini juga menargetkan stabilitas harga pangan. Petani diharapkan makmur, nelayan sejahtera, dan konsumen terlindungi dari gejolak harga. Dengan kata lain, program ini bercita-cita untuk menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

“Indonesia harus berdaulat dalam urusan pangan,” lanjut Presiden Prabowo. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pemerintah akan melakukan berbagai langkah strategis, mulai dari mencetak sawah baru hingga penyaluran pupuk bersubsidi yang tepat sasaran.

Langkah-langkah konkret yang akan dilakukan termasuk penyediaan bibit unggul, pengadaan alat mesin pertanian modern, dan akses pembiayaan yang murah bagi para petani. Pemerintah juga akan menjamin harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah, guna melindungi petani dari fluktuasi harga pasar.

Rincian anggaran yang telah disiapkan antara lain Rp 53,3 triliun untuk lumbung pangan dan cadangan pangan. Subsidi pupuk juga dialokasikan senilai Rp 46,9 triliun untuk 9,62 juta ton pupuk. Terakhir, Rp 22,7 triliun dialokasikan untuk memperkuat peran Bulog sebagai penyangga stok pangan.

“Bulog-bulog kita perkuat sebagai penyangga stok pangan, pelindung petani, dan penjaga daya beli masyarakat. RAPBN 2026 akan alokasi Rp 22,7 triliun untuk Bulog melakukan tugasnya,” jelas Presiden Prabowo mengenai peran Bulog dalam menjaga stabilitas pangan. Peran Bulog ini sangat vital dalam menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan pangan.

Keberhasilan awal program ini sudah terlihat sejak awal tahun 2025. Pemerintah telah memangkas 145 regulasi rumit terkait penyaluran pupuk, yang berdampak pada peningkatan produksi beras dan stok beras di gudang pemerintah melebihi 4 juta ton.

“145 peraturan kita pangkas. Hasilnya produksi beras meningkat. Stok beras di gudang pemerintah berada di atas 4 juta ton. Harga stabil, petani semakin sejahtera. Ke depan akan kita lanjutkan cerita sukses ini,” pungkas Presiden Prabowo. Sukses awal ini menjadi bukti bahwa langkah-langkah strategis pemerintah menuju swasembada pangan telah menunjukkan hasil positif.

Sebagai tambahan, keberhasilan program ini juga akan bergantung pada faktor lain seperti perubahan iklim, serangan hama penyakit tanaman, dan efisiensi distribusi pangan. Pemerintah perlu menyiapkan strategi antisipasi untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pemantauan dan evaluasi berkala juga penting untuk memastikan efektivitas program dan penyesuaian strategi jika diperlukan. Dengan strategi yang komprehensif dan monitoring yang ketat, target swasembada pangan diharapkan dapat tercapai.

Komentar