Fisioterapis Timnas Indonesia, Heo Ji-seob, mengungkapkan bahwa kiper Marten Paes memiliki sensitivitas terhadap gluten. Hal ini terungkap setelah Heo melakukan tes darah untuk menganalisis alergen para pemain Timnas. Ia menjelaskan bahwa selama pemusatan latihan, Timnas menyediakan makanan khusus bebas gluten untuk Paes.
Berkat pengaturan diet tersebut, kondisi Marten Paes mengalami peningkatan signifikan. Penanganan sensitivitas gluten ini menunjukkan profesionalisme Timnas dalam menjaga kesehatan para pemainnya. Perawatan yang tepat sasaran ini sangat penting bagi performa optimal di lapangan.
Apa Itu Sensitivitas Gluten?
Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan barley. Protein ini seringkali terdapat dalam berbagai macam makanan olahan, namun juga bisa ditemukan dalam produk lain seperti obat-obatan, vitamin, dan suplemen. Sensitivitas gluten berarti tubuh mengalami reaksi negatif terhadap gluten, meskipun tidak separah penyakit celiac.
Perbedaan penting antara sensitivitas gluten dan penyakit celiac terletak pada respon imun. Pada penyakit celiac, sistem imun menyerang usus kecil, menyebabkan kerusakan permanen jika tidak ditangani. Sedangkan pada sensitivitas gluten, reaksi imun tidak terjadi, namun tetap menimbulkan gejala tidak nyaman.
Gejala Sensitivitas Gluten
Gejala sensitivitas gluten bisa beragam, dan seringkali mirip dengan gejala gangguan pencernaan lainnya. Beberapa gejala yang umum termasuk kelelahan, sakit perut, kembung, diare, atau sembelit. Gejala lain yang mungkin muncul antara lain: sakit kepala, ruam kulit, kram otot, dan bahkan kabut otak (brain fog).
Intensitas gejala bervariasi dari orang ke orang. Beberapa individu mungkin mengalami gejala ringan, sementara yang lain mengalami gejala yang cukup signifikan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mencurigai memiliki sensitivitas gluten.
Makanan yang Perlu Dihindari (Diet Bebas Gluten)
Diet bebas gluten melibatkan penghindaran total dari makanan yang mengandung gluten. Ini termasuk berbagai macam produk olahan seperti roti, pasta, kue, sereal, dan bir. Bahan makanan yang perlu diperhatikan juga meliputi kecap, saus, dan beberapa jenis minuman. Bahkan beberapa obat-obatan dan suplemen juga bisa mengandung gluten.
Membaca label makanan dengan seksama sangat penting. Banyak produk makanan yang tampaknya bebas gluten, tetapi mungkin terkontaminasi selama proses produksi. Sertifikasi bebas gluten dari lembaga yang terpercaya dapat membantu memastikan produk tersebut aman dikonsumsi.
Mitos dan Fakta Diet Bebas Gluten
Salah satu kesalahpahaman umum tentang diet bebas gluten adalah bahwa diet ini berarti menghindari semua karbohidrat. Faktanya, banyak makanan yang kaya karbohidrat tetapi bebas gluten, seperti nasi, kentang, jagung, quinoa, dan berbagai jenis kacang-kacangan. Diet ini lebih fokus pada penghindaran gluten, bukan karbohidrat secara keseluruhan.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa diet bebas gluten harus dilakukan di bawah pengawasan dokter atau ahli gizi. Mengikuti diet bebas gluten tanpa pengawasan profesional dapat menyebabkan kekurangan nutrisi tertentu jika tidak direncanakan dengan baik. Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu memastikan Anda mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Kesimpulan
Sensitivitas gluten dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, tetapi dengan diagnosis dan pengelolaan yang tepat, dampaknya dapat diminimalkan. Mengikuti diet bebas gluten yang terencana dan mendapatkan dukungan dari tenaga medis merupakan langkah kunci untuk mengelola kondisi ini. Kasus Marten Paes menunjukkan bahwa dengan perhatian yang tepat, atlet pun dapat tetap berprestasi meskipun memiliki sensitivitas terhadap gluten.
Penting untuk diingat bahwa informasi ini bersifat edukatif dan bukan pengganti konsultasi dengan profesional medis. Jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.