Ekonomi Digital Jatim Meroket: Transaksi KTH Tertinggi Nasional

Mais Nurdin

8 Juni 2025

3
Min Read
Ekonomi Digital Jatim Meroket: Transaksi KTH Tertinggi Nasional

Jawa Timur kembali menorehkan prestasi gemilang di sektor kehutanan. Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) dari Kelompok Tani Hutan (KTH) di provinsi ini mencapai angka fantastis, yaitu Rp497,9 miliar hingga 31 Mei 2025. Angka ini menunjukkan kontribusi signifikan, lebih dari separuh (52,18 persen) dari total NTE KTH nasional yang mencapai Rp946,4 miliar.

Prestasi ini mengukuhkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan kontribusi ekonomi kehutanan tertinggi di Indonesia. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras para penyuluh kehutanan yang berkolaborasi erat dengan masyarakat sekitar hutan. Pendampingan yang intensif dan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan ini.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para penyuluh kehutanan dan seluruh KTH di 38 kabupaten/kota. Beliau menekankan pentingnya sinergi dan komitmen kuat dalam menjaga kelestarian hutan sambil mengembangkan ekonomi kerakyatan.

Faktor Kesuksesan Program KTH Jawa Timur

Beberapa faktor kunci berkontribusi pada keberhasilan program KTH di Jawa Timur. Pertama, adanya pendampingan intensif dari para penyuluh kehutanan yang tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi masyarakat sekitar hutan. Mereka berperan sebagai mentor dan fasilitator dalam pengembangan usaha berbasis hutan.

Kedua, komitmen pemerintah daerah dalam memberikan dukungan yang memadai, mulai dari akses pembiayaan lunak hingga fasilitasi pemasaran. Hal ini memastikan keberlanjutan usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dukungan tersebut juga meliputi pelatihan manajemen usaha dan akses teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Ketiga, adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Kerja sama ini penting untuk menjamin keberlanjutan program, serta membuka peluang pasar yang lebih luas, termasuk ekspor produk hasil hutan. Kemitraan strategis ini juga mampu menarik investasi untuk pengembangan infrastruktur dan teknologi di sektor kehutanan.

Pentingnya Hilirisasi Produk KTH

Khofifah juga menekankan pentingnya hilirisasi produk KTH agar nilai tambah dapat langsung dinikmati masyarakat. Pemprov Jatim telah menyediakan berbagai dukungan untuk hilirisasi, mulai dari pelatihan pengolahan produk hingga akses pasar yang lebih luas. Ini termasuk mengembangkan produk turunan yang bernilai jual lebih tinggi.

Dengan hilirisasi, produk-produk hasil hutan dapat diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Contohnya, kayu dapat diolah menjadi mebel, kerajinan tangan, atau bahan bangunan. Ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru.

Keberlanjutan Program dan Tantangan ke Depan

Prestasi Jawa Timur ini bukanlah yang pertama. Tahun lalu, provinsi ini juga menerima penghargaan serupa. Keberhasilan berkelanjutan ini menunjukkan komitmen kuat Jawa Timur dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan tetap ada.

Tantangan tersebut antara lain menjaga kelestarian hutan di tengah peningkatan aktivitas ekonomi, memastikan keadilan distribusi keuntungan bagi seluruh anggota KTH, dan menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas hutan. Pemerintah perlu terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas masyarakat agar program KTH tetap berkelanjutan.

Secara keseluruhan, keberhasilan Jawa Timur dalam meningkatkan NTE KTH menunjukkan model pengelolaan hutan yang sukses. Dengan mengutamakan kolaborasi, pemberdayaan masyarakat, dan hilirisasi produk, Jawa Timur telah membuktikan bahwa pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.

Tinggalkan komentar

Related Post