Fitur generator gambar terbaru di ChatGPT-4 memungkinkan pengguna menciptakan gambar bergaya Studio Ghibli. Kemampuan ini telah memicu perdebatan sengit mengenai hak cipta atas gaya seni yang unik dan khas tersebut.
Meskipun Studio Ghibli belum mengambil tindakan hukum secara resmi, para ahli hukum menilai mereka memiliki dasar kuat untuk menuntut OpenAI. Pakar hukum AI, Rob Rosenberg, misalnya, menyatakan OpenAI berpotensi melanggar beberapa undang-undang hak cipta di Amerika Serikat.
Rosenberg menunjuk pada The Lanham Act, sebuah undang-undang yang melindungi merek dagang dari penggunaan tanpa izin. OpenAI, menurutnya, mungkin telah melakukan praktik promosi palsu dengan seolah-olah fitur tersebut didukung oleh Studio Ghibli.
Argumen Hukum yang Mungkin Digunakan Studio Ghibli
Studio Ghibli bisa membangun argumen hukum mereka berdasarkan beberapa poin penting. Pertama, OpenAI menggunakan gaya seni khas Ghibli tanpa izin resmi. Kedua, hal ini menciptakan kebingungan di kalangan pengguna, seolah-olah Ghibli terlibat.
Ketiga, reputasi Studio Ghibli berpotensi terdampak negatif karena penggunaan fitur ini secara luas tanpa persetujuan mereka. Lebih lanjut, penggunaan AI untuk meniru gaya seni unik dapat dianggap sebagai eksploitasi tanpa kompensasi yang adil kepada pemilik hak cipta.
Pelanggaran Hak Cipta dan Kompetisi Tidak Adil
OpenAI diduga telah melakukan pelanggaran hak cipta dan kompetisi tidak adil. Dengan mengubah foto pengguna menjadi “Gaya Ghibli”, OpenAI memanfaatkan reputasi merek Studio Ghibli tanpa memberikan imbalan. Ini merupakan praktik yang tidak etis dan merugikan pihak yang memiliki hak cipta.
Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana teknologi AI boleh menggunakan dan mereplikasi karya seni yang dilindungi hak cipta. Batas-batas penggunaan AI dalam konteks ini masih abu-abu dan membutuhkan kejelasan hukum yang lebih spesifik.
Preseden Hukum dan Sikap Studio Ghibli
Kasus ini bukanlah yang pertama kali dihadapi OpenAI. Sebelumnya, New York Times juga menuntut OpenAI karena diduga menggunakan artikel mereka untuk melatih ChatGPT tanpa izin. Kasus ini memperkuat potensi tuntutan hukum yang dihadapi OpenAI dari Studio Ghibli.
Meskipun Studio Ghibli belum mengeluarkan pernyataan resmi, sikap keras Hayao Miyazaki terhadap AI memberikan petunjuk akan kemungkinan langkah hukum yang akan mereka ambil. Miyazaki dikenal sebagai sosok yang sangat protektif terhadap karyanya dan warisan Studio Ghibli.
Implikasi dan Masa Depan
Jika Studio Ghibli benar-benar mengajukan gugatan, kasus ini akan menjadi preseden penting dalam dunia AI dan hak cipta. Keputusan pengadilan akan membentuk bagaimana teknologi AI diperbolehkan untuk menggunakan dan mereplikasi gaya seni di masa depan. Ini akan berdampak luas pada industri kreatif dan pengembangan teknologi AI.
Tren gambar bergaya Ghibli di ChatGPT terus berkembang. Dunia menunggu dengan penuh perhatian untuk melihat apakah Studio Ghibli akan mengambil tindakan hukum atau membiarkan tren ini berlanjut. Hasilnya akan menentukan garis batas antara inovasi teknologi dan perlindungan hak cipta.
Pertanyaan kunci yang perlu dijawab adalah bagaimana teknologi AI bisa memanfaatkan referensi artistik tanpa melanggar hak cipta dan merusak reputasi pemilik karya tersebut. Perdebatan ini menunjukkan perlunya regulasi yang lebih jelas dan komprehensif dalam hal penggunaan AI dan perlindungan hak cipta karya seni.