GFAC Kopasgat: Mata Elang Presisi, Penunjuk Sasaran Tempur Akurat

Mais Nurdin

23 Juni 2025

3
Min Read
GFAC Kopasgat: Mata Elang Presisi, Penunjuk Sasaran Tempur Akurat

Kendaraan Ground Forward Attack Control (GFAC) milik Detasemen Matra 1 Pengendali Tempur (Dalpur) Wing Komando I Kopasgat TNI AU merupakan aset penting dalam pertahanan . Berbasis Isuzu D-Max yang dimodifikasi, kendaraan ini berperan krusial dalam mendukung misi-misi strategis, terutama dalam menentukan koordinat musuh untuk dihancurkan. Keberadaan GFAC telah terbukti efektif dalam berbagai operasi.

Dalam kunjungan ANTARA ke Hardha Martuha I di Belitung Timur, terungkap detail kemampuan GFAC. “Bisa dibilang, kendaraan ini berperan krusial dalam menentukan lokasi koordinat musuh yang akan dihancurkan,” ujar Kolonel Pas Helmi A. Nange, Komandan Wing Komando I Kopasgat. Sistem komunikasi canggih menjadi andalannya.

GFAC dilengkapi dengan dua radio canggih, Radio RF 4050 dan Radio 2350, masing-masing dilengkapi alat anti peretasan. Jangkauan komunikasinya sangat luas, telah diuji hingga 50 kilometer ke udara untuk berkomunikasi dengan berbagai jenis pesawat. Ini memungkinkan koordinasi yang efektif antara pasukan darat dan udara.

Selain sistem komunikasi, GFAC juga dipersenjatai dengan *long range camera monitoring system*. Sistem ini memiliki spesifikasi metode progresif scan, zoom 36 kali, sensor *uncooled*, sensor 1/4 *exfiew* *thermal imager uncooled infrared focal plane detector*. Fungsi utama sistem ini adalah Bomb Damage Assessment (BDA), untuk menilai efektivitas serangan udara, bahkan mendeteksi sasaran di malam hari.

Kemampuan Interoperabilitas GFAC

Kemampuan interoperabilitas GFAC dengan berbagai platform udara TNI AU menjadikannya aset yang serbaguna. Kendaraan ini telah terhubung dengan berbagai jenis pesawat, termasuk CN-295, F-16, Super Tucano, T-50, dan Hawk 100/200. Hal ini memastikan kompatibilitas dan fleksibilitas dalam berbagai skenario operasi.

Selain GFAC, Dalpur Detasemen Matra 1 juga menggunakan radio RF 23 yang lebih kecil dengan jangkauan 18 kilometer. Variasi peralatan ini memungkinkan penyesuaian komunikasi tergantung kebutuhan operasi. Sistem yang redundan ini memastikan komunikasi tetap terjaga meskipun salah satu sistem mengalami gangguan.

Tugas dan Peran Satuan Matra Dalpur

Satuan Matra Dalpur, yang menggunakan GFAC dan RF 23, berperan sebagai pengintai dan pembuka jalan bagi batalion komando sebelum penyerangan. Mereka menyusup untuk memetakan wilayah, mengamati kondisi medan, dan musuh. Informasi yang dikumpulkan kemudian disusun sebagai koordinat untuk serangan udara atau darat.

Ketepatan informasi yang dikirimkan oleh Satuan Matra Dalpur sangat krusial agar serangan tepat sasaran. Informasi tersebut disampaikan melalui GFAC atau RF 23 ke pusat komando, yang kemudian akan memutuskan langkah selanjutnya, baik melalui serangan udara maupun terjun pasukan.

Rekam Jejak Operasional GFAC

GFAC telah terbukti handal dalam berbagai operasi penting. Kolonel Pas Nange menyebutkan keterlibatannya dalam Operasi Madago Raya atau Tinombala di Poso tahun 2017, operasi gabungan Polri dan TNI untuk menangkap anggota Mujahidin Timur (MIT), kelompok teroris pendukung ISIS pimpinan Santoso. Ini menunjukan kontribusi GFAC dalam memerangi terorisme.

Selain itu, GFAC juga berperan penting dalam pengamanan G20 di Bali tahun 2024. Keberhasilannya dalam operasi-operasi tersebut membuktikan keandalan dan pentingnya GFAC dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara. GFAC akan kembali diuji dalam Hardha Martuha I di Belitung.

Secara keseluruhan, GFAC merupakan contoh nyata kemajuan pertahanan . Kemampuannya yang canggih dan peran krusialnya dalam berbagai operasi menunjukkan pentingnya dalam dan pelatihan personel untuk mendukung kesiapan pertahanan negara.

Tinggalkan komentar

Related Post