Kanker darah merupakan salah satu jenis kanker paling umum pada anak usia 0-19 tahun. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2020, tercatat 11.156 kasus baru. Memahami kanker darah pada anak sangat penting untuk kewaspadaan dan penanganan dini.
Jenis Kanker Darah pada Anak
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkontrol dan dapat menyebar, merusak jaringan sekitarnya. Pada anak, dua jenis kanker darah paling umum adalah leukemia dan limfoma.
Leukemia
Leukemia berawal dari sel darah, seringkali limfosit (sel darah putih), namun dapat juga berasal dari jenis sel darah lain. Klasifikasi leukemia bergantung pada kecepatan perkembangan (akut atau kronis) dan jenis sel darah putih yang terlibat (limfosit atau mielosit).
Leukemia akut berkembang cepat dan membutuhkan pengobatan segera. Leukemia kronis berkembang lebih lambat, gejalanya mungkin muncul secara bertahap.
Limfoma
Limfoma berasal dari sel limfosit dan menyerang sistem imun. Sistem limfatik berperan penting dalam kekebalan tubuh, sehingga limfoma mempengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi.
Terdapat dua jenis utama limfoma: Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-Hodgkin. Perbedaannya terletak pada keberadaan sel Reed-Sternberg pada pemeriksaan mikroskopis. Limfoma Hodgkin dicirikan oleh keberadaan sel-sel tersebut, sementara Limfoma Non-Hodgkin tidak.
Gejala Kanker Darah pada Anak
Leukemia dan limfoma seringkali menunjukkan gejala serupa, meskipun beberapa gejala spesifik untuk setiap jenis. Penting untuk memperhatikan perubahan pada kesehatan anak dan segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala muncul.
Anemia
Gangguan produksi sel darah merah akibat kanker pada sel darah atau sumsum tulang menyebabkan anemia. Gejalanya meliputi kelelahan, pucat, pusing, sakit kepala, dan pernapasan cepat.
Mudah Memar
Penurunan produksi trombosit (sel pembekuan darah) menyebabkan mudah memar dan munculnya petechiae (bintik-bintik merah kecil pada kulit).
Infeksi Berulang
Gangguan fungsi sel darah putih (bagian dari sistem imun) meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Anak mungkin sering mengalami demam, pilek, batuk, dan infeksi berulang.
Masalah Pencernaan
Nyeri perut hebat, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan drastis bisa menjadi tanda kanker darah yang telah menyerang organ seperti ginjal, hati, atau limpa.
Kesulitan Bernapas
Pada leukemia limfoblastik akut (LLA), penumpukan sel kanker di sekitar kelenjar timus dapat menekan saluran napas, menyebabkan mengi, batuk, dan kesulitan bernapas.
Selain gejala di atas, leukemia mungkin disertai kulit pucat, petechiae, nyeri tulang, dan mudah berdarah. Limfoma seringkali menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, keringat malam, batuk, sesak napas, dan gatal pada kulit.
Penyebab Kanker Darah pada Anak
Penyebab pasti kanker darah pada anak sebagian besar masih belum diketahui. Namun, mutasi genetik pada sel darah merupakan faktor yang sering dikaitkan.
Paparan bahan kimia jangka panjang dan infeksi virus berulang juga dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker darah. Penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih dalam penyebab dan faktor risiko ini.
Pengobatan Kanker Darah pada Anak
Pengobatan kanker darah pada anak disesuaikan dengan jenis, stadium, usia anak, dan kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Terapi yang tepat sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.
Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat diberikan melalui mulut atau suntikan. Efek samping sering terjadi karena obat juga dapat mempengaruhi sel normal.
Radioterapi
Radioterapi menggunakan energi sinar X untuk membunuh sel kanker. Terapi ini dapat meredakan nyeri akibat pembengkakan organ.
Transplantasi Sumsum Tulang/Sel Induk
Transplantasi sumsum tulang atau sel induk dilakukan setelah kemoterapi atau radioterapi. Sel induk sehat dari donor diberikan melalui infus untuk menggantikan sel sumsum tulang yang rusak.
Sel induk ini akan membantu memulihkan produksi sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit. Prosedur ini membutuhkan persiapan dan perawatan khusus.
Perawatan Lainnya
Selain kemoterapi, radioterapi, dan transplantasi, perawatan lain mungkin diperlukan, seperti imunoterapi, terapi target, antibiotik untuk mencegah infeksi, dan transfusi darah.
Imunoterapi memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker, sedangkan terapi target menyerang sel kanker secara spesifik tanpa merusak sel sehat. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak.
Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup anak-anak yang menderita kanker darah. Peningkatan kesadaran dan pemahaman akan penyakit ini sangat krusial.
Kesimpulan
- Kanker darah, terutama leukemia dan limfoma, adalah jenis kanker umum pada anak-anak, dengan gejala yang bervariasi.
- Penyebabnya masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik dan lingkungan berperan penting.
- Pengobatannya melibatkan berbagai metode, termasuk kemoterapi, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan terapi pendukung lainnya.
- Pengetahuan yang komprehensif tentang kanker darah sangat penting untuk deteksi dini, pengobatan yang efektif, dan dukungan yang optimal bagi anak dan keluarganya.
Tinggalkan komentar