Mochtar Riady, pendiri Lippo Group, adalah sosok inspiratif yang perjalanan hidupnya penuh liku namun berujung pada kesuksesan gemilang. Kisah hidupnya mengajarkan tentang keuletan, adaptasi, dan pentingnya filosofi hidup yang bijak.
Masa kecil Riady diwarnai kesulitan yang luar biasa. Ia kehilangan ibunya di usia 9 tahun, disusul meninggalnya tiga adiknya dalam dua tahun berikutnya. Kesulitan ini berlanjut ketika ayahnya ditangkap karena dituduh menentang pendudukan Jepang saat ia berusia 11 tahun. Riady muda harus hidup mandiri dan berjuang untuk bertahan hidup.
Pada usia 11 hingga 15 tahun, ia hidup sendiri sambil bersekolah. Pengalaman hidup yang berat ini membentuk karakternya yang tangguh dan pekerja keras. Riady belajar untuk berdikari sejak usia yang sangat muda.
Awal Perjalanan Bisnis: Dari Batik hingga Lippo Group
Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1950, Riady memulai bisnis dengan berjualan batik di Kayutangan, Malang, mengikuti jejak ayahnya. Ia menetapkan target penjualan 8 potong batik per hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Persaingan ketat di pasar membuat Riady harus berpikir keras untuk bertahan.
Di tengah kesulitan tersebut, Riady menemukan filosofi Lao Tzu melalui sebuah koran Tionghoa. Ajaran Lao Tzu tentang hidup damai dan seimbang dengan alam semesta memberikannya perspektif baru. Ia mengubah fokusnya dari sekadar memikirkan kebutuhan sehari-hari menjadi berpikir untuk berkontribusi bagi banyak orang.
Dari pengalaman berjualan batik, Riady menyadari pentingnya uang sebagai alat tukar dan kebutuhan pokok manusia. Ia memandang uang sebagai representasi dari waktu, tenaga, dan pikiran, semua karunia Tuhan. Ini menjadi landasannya untuk berkarier di dunia perbankan.
Karier di Perbankan dan Kesuksesan Lippo Bank
Cita-cita Riady untuk menjadi bankir membawanya pada berbagai pencapaian luar biasa. Salah satu prestasinya yang menonjol adalah penyelamatan Bank Buana dari kebangkrutan pada tahun 1966 di tengah krisis ekonomi Indonesia. Kemampuannya dalam manajemen keuangan terbukti handal.
Berawal dari pengalaman dan kemampuannya di dunia perbankan, Riady kemudian mendirikan Lippo Group. Perjalanan ini dimulai dengan pembelian sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia pada tahun 1981. Pada tahun 1989, bank tersebut bergabung dengan Bank Umum Asia, dan lahirlah Lippo Bank yang menjadi cikal bakal Lippo Group yang kita kenal sekarang.
Lippo Group: Sebuah Konglomerasi Bisnis yang Berkembang
Lippo Group yang dibangun oleh Mochtar Riady kini telah berkembang menjadi konglomerasi bisnis yang besar dan berpengaruh di Indonesia serta Asia Pasifik. Portofolionya mencakup berbagai sektor, termasuk keuangan, properti, infrastruktur, industri, dan ritel.
Kesuksesan Mochtar Riady tidak hanya diukur dari kekayaan materinya yang mencapai miliaran dolar, tetapi juga dari dampak positif yang diberikannya pada perekonomian Indonesia dan kesejahteraan banyak orang. Kisahnya menjadi inspirasi bagi para pebisnis muda untuk berani bermimpi besar dan pantang menyerah.
Dari seorang anak yatim piatu yang hidup dalam kemiskinan hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia, perjalanan hidup Mochtar Riady merupakan bukti nyata bahwa kerja keras, keuletan, dan filosofi hidup yang tepat dapat membawa seseorang meraih kesuksesan yang luar biasa. Ia meninggalkan warisan yang tak ternilai, baik dari segi bisnis maupun nilai-nilai hidup yang menginspirasi.