Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jakarta pada Minggu, 25 Mei 2025, resmi dibatalkan. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, pada Jumat, 23 Mei 2025.
Pembatalan tersebut dilakukan untuk memastikan kelancaran dan keamanan kunjungan Perdana Menteri China, Li Qiang, yang dijadwalkan akan melakukan perjalanan melalui kawasan strategis Sudirman-Thamrin pada hari Minggu. Kawasan ini biasanya menjadi pusat kegiatan HBKB, sehingga penutupan jalan diperlukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan rombongan PM Li Qiang.
Kunjungan PM Li Qiang ke Indonesia telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Kabinet, Letkol Teddy Indra Wijaya. Beliau dijadwalkan tiba di Indonesia pada Sabtu sore, 24 Mei 2025.
Agenda Kunjungan PM Li Qiang
Selain perjalanan melalui kawasan Sudirman-Thamrin, agenda kunjungan PM Li Qiang di Indonesia termasuk pertemuan dengan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, pada Minggu, 25 Mei 2025. Pertemuan ini diperkirakan akan membahas berbagai isu bilateral antara Indonesia dan China, termasuk kerja sama ekonomi, perdagangan, dan pertahanan.
Meskipun detail agenda belum dipublikasikan secara resmi, diprediksi pertemuan tersebut akan berlangsung di lokasi yang aman dan strategis, mengingat status PM Li Qiang sebagai tamu negara penting. Pengamanan ketat dipastikan akan diterapkan selama kunjungan tersebut.
Dampak Pembatalan HBKB
Pembatalan HBKB tentu berdampak bagi warga Jakarta yang telah merencanakan aktivitas di area Sudirman-Thamrin pada hari Minggu. Mereka mungkin perlu mencari alternatif rute atau transportasi untuk menghindari kemacetan yang berpotensi terjadi akibat pengalihan lalu lintas.
Dinas Perhubungan Jakarta diharapkan akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai pengaturan lalu lintas selama kunjungan PM Li Qiang, termasuk potensi penutupan jalan dan rute alternatif. Informasi ini penting bagi warga agar dapat merencanakan perjalanan dengan lebih baik.
Konteks Geopolitik
Kunjungan PM Li Qiang ke Indonesia memiliki konteks geopolitik yang penting. Indonesia dan China memiliki hubungan bilateral yang kompleks dan dinamis. Kunjungan tingkat tinggi ini menunjukkan upaya kedua negara untuk memperkuat kerjasama dan komunikasi di berbagai bidang.
Kunjungan ini juga dapat dilihat dalam konteks persaingan geopolitik yang sedang berlangsung di kawasan Asia-Pasifik. Indonesia, sebagai negara besar dengan posisi strategis, memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas regional.
Dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan diplomasi, pembatalan HBKB merupakan keputusan yang dapat dimengerti. Prioritas utama adalah memastikan kelancaran dan keamanan kunjungan tamu negara, sekaligus menjaga stabilitas dan ketertiban umum di Jakarta.