Pakar telematika Roy Suryo kembali menyoroti isu keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mendesak Polda Metro Jaya untuk melakukan uji forensik yang transparan terhadap ijazah tersebut.
Suryo menekankan pentingnya transparansi dalam proses investigasi. Uji forensik yang komprehensif diperlukan untuk memastikan keaslian dokumen penting negara ini. Ketidakhadiran transparansi dapat memicu spekulasi dan keraguan di masyarakat.
Menurutnya, proses forensik perlu dilakukan secara detail dan menyeluruh. Tidak hanya memastikan keaslian, tetapi juga memeriksa berbagai aspek fisik ijazah, seperti jenis kertas, tinta, cap, dan tanda tangan. Hal ini untuk menghilangkan keraguan yang masih beredar di masyarakat.
Permintaan Uji Forensik dan Keterbatasan Akses
Roy Suryo menyatakan ketidakmungkinan membawa ijazah asli Jokowi ke luar negeri untuk dilakukan uji forensik di laboratorium internasional. Hal ini dikarenakan keterbatasan akses dan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia.
Meskipun demikian, ia telah melakukan komunikasi dengan para ahli forensik digital dari berbagai negara, termasuk Amerika, Eropa, dan Jepang. Komunikasi ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dan perspektif yang lebih luas dalam menganalisis metode forensik yang tepat.
Ia berharap uji forensik yang dilakukan di Indonesia dapat dilakukan secara obyektif dan detail, menghasilkan kesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasilnya harus dipublikasikan untuk menjernihkan isu tersebut.
Detail Analisis Forensik yang Diharapkan
Roy Suryo merinci beberapa aspek yang perlu diteliti dalam uji forensik, antara lain jenis kertas yang digunakan, analisis tinta, keaslian cap dan tanda tangan, serta detail lainnya yang dapat membedakan ijazah asli dan palsu. Proses analisa ini harus menggunakan metode forensik modern dan akurat.
Analisis yang komprehensif ini diharapkan dapat memberikan gambaran lengkap tentang keaslian ijazah Jokowi dan menjawab berbagai pertanyaan yang telah beredar selama ini. Transparansi sangat penting dalam proses ini agar hasil pemeriksaan dapat dipercaya masyarakat.
Ia menekankan perlunya analisis terhadap beberapa aspek tinta yang berbeda pada ijazah, termasuk tinta cap, tinta tulisan nama, dan tanda tangan rektor dan dekan. Perbedaan karakteristik tinta ini dapat menjadi bukti penting dalam menentukan keaslian dokumen.
Awal Mula Isu dan Harapan Roy Suryo
Roy Suryo menelusuri awal mula munculnya isu ini ke tahun 2013, saat diskusi bersama Mahfud MD dan Jokowi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Saat itu, perbedaan pernyataan mengenai IPK Jokowi memicu spekulasi.
Pernyataan Mahfud MD tentang pentingnya IPK tinggi untuk menjadi presiden, dikontraskan dengan pernyataan Jokowi mengenai IPK-nya yang di bawah dua. Pernyataan ini memicu pertanyaan tentang kelulusan Jokowi dari UGM dan kemudian bergulir hingga kini.
Roy Suryo menegaskan bahwa motivasinya bukan berlandaskan politik, melainkan demi pencarian kebenaran dan kejujuran. Ia berharap agar isu ini dapat diselesaikan secara transparan dan obyektif untuk menjaga kepercayaan publik.
Ia juga menyoroti penangkapan Sugik Nur dan Bambang Tri yang terkait dengan isu ini, yang menurutnya ditangkap saat acara podcast. Hal ini menurutnya menunjukkan betapa seriusnya isu ini dan perlunya penyelesaian yang tuntas dan transparan.
Roy Suryo mengakhiri pernyataannya dengan tekad untuk terus memperjuangkan kebenaran dan tidak akan tinggal diam jika kebenaran tidak terungkap. Ia berharap masyarakat dapat menilai sendiri argumentasi dan permintaannya untuk uji forensik transparan.