Bisnis  

Menperin Pacu Ekspor dan Daya Saing Industri Otomotif Nasional

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya peningkatan daya saing, penerapan industri hijau, dan perluasan pasar ekspor bagi industri otomotif nasional. Hal ini disampaikannya saat memberikan apresiasi kepada PT Yuasa Battery Indonesia, produsen aki terbesar di Indonesia, atas kontribusi signifikannya pada sektor komponen otomotif.

Menperin berharap PT Yuasa Battery Indonesia, sebagai pemimpin pasar aki kendaraan, terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang. Inovasi ini sangat krusial untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada tahun 2050, lebih cepat 10 tahun dari target semula di 2060.

“Kami berharap Yuasa sebagai market leader dalam produk aki kendaraan juga terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar produk-produk tersebut, sehingga target NZE yang dicanangkan pemerintah pada 2060, bisa terlaksana dengan waktu yang sudah ditargetkan Kemenperin, yaitu 10 tahun lebih cepat, pada 2050,” ujar Menperin.

Kontribusi PT Yuasa Battery Indonesia

PT Yuasa Battery Indonesia memproduksi berbagai jenis aki, mulai dari aki kering (maintenance-free) dan aki basah hingga baterai industri seperti Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dan deep cycle. Semua produk telah memenuhi standar nasional dan internasional, didukung oleh laboratorium uji mutu bersertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015. Kemampuan produksi perusahaan ini sangat mengesankan, mencapai sekitar 9 juta unit aki motor dan 1,2 juta unit aki industri setiap tahunnya.

Kontribusi Yuasa tidak hanya terbatas pada produksi. Perusahaan ini juga berperan penting dalam membangun ekosistem industri nasional melalui kemitraan strategis. Kemitraan tersebut meliputi pemasok bahan baku lokal hingga penyedia sistem energi cadangan untuk sektor telekomunikasi, perbankan, dan industri kendaraan. Hal ini memperkuat rantai pasok dalam negeri dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Penguatan SDM dan Industri Hijau

Pemerintah mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing industri melalui otomatisasi, digitalisasi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menperin menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan dan lembaga pendidikan seperti SMK, politeknik, dan balai-balai Kemenperin untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Kami sangat terbuka untuk perusahaan bisa bekerja sama dengan SMK, politeknik, dan balai- balai Kemenperin, guna menyuplai tenaga kerja yang kompeten dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” tegas Menperin.

Selain itu, komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas. Perusahaan, termasuk Yuasa, didorong untuk menerapkan prinsip industri hijau dan berpartisipasi aktif dalam ekosistem baterai nasional. Menperin secara khusus mendorong Yuasa untuk mendapatkan sertifikasi Green Industry Label, dengan janji dukungan penuh dari pemerintah dalam prosesnya.

Potensi Ekspor dan Ketahanan Industri Manufaktur Indonesia

Dengan kapasitas produksi dan standar mutu yang tinggi, Yuasa memiliki potensi besar menjadi export champion. Pemerintah akan mendukung perluasan pasar global melalui fasilitas promosi dagang dan penguatan branding produk Indonesia di kancah internasional. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Data World Bank dan United Nations Statistics menunjukkan bahwa nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2023 mencapai 255,96 miliar dolar AS, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah. Angka ini menempatkan Indonesia dalam 12 besar negara manufaktur dunia dan terbesar ke-5 di Asia. Di ASEAN, Indonesia memimpin dengan nilai MVA yang jauh melampaui negara-negara lain seperti Thailand dan Vietnam.

Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan I 2025 mencapai 4,31 persen, meskipun mengalami penurunan. Namun, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB tetap signifikan, yaitu sebesar 17,50 persen, menunjukkan peningkatan baik secara q-to-q maupun y-o-y. Menperin secara tegas membantah anggapan tentang deindustrialisasi di Indonesia, berdasarkan data MVA, catatan ekspor impor, dan capaian investasi di sektor manufaktur.

“Saya ingin men-challenge siapapun itu, yang mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam tahap deindustrialisasi, sama sekali tidak benar. Bisa terlihat dari data yang saya sampaikan terkait MVA, catatan ekspor dan impor yang berasal dari industri manufaktur, serta capaian investasi dari industri manufaktur,” pungkas Menperin.

Keberhasilan PT Yuasa Battery Indonesia menjadi contoh nyata kontribusi sektor swasta dalam pembangunan industri nasional yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berorientasi ekspor. Dengan dukungan pemerintah dan inovasi yang berkelanjutan, industri manufaktur Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh dan berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Exit mobile version