Bidan Dona: Arus Deras Tak Redam Dedikasi Obati Pasien TBC Pasaman

News10 Dilihat

Bidan Dona Lubis, 46 tahun, menjadi sorotan setelah aksinya yang heroik tersebar luas di media . Ia rela menantang arus deras Sungai Batang Pasaman di Sumatera Barat untuk memberikan perawatan medis kepada pasien Tuberkulosis (TBC) di Kejorongan Sinuangon, Nagari Cubadak Barat. Peristiwa ini menyoroti tantangan akses di daerah terpencil.

Jembatan penghubung ke Kejorongan Sinuangon putus sejak Jumat, 1 Agustus. Hal ini memaksa Bidan Dona untuk mengambil jalan alternatif yang berbahaya, yaitu menyusuri sungai dengan medan yang sulit. Dedikasi dan keberaniannya patut diapresiasi.

“Ada seorang pasien TBC mesti diobati di Kejorongan Sinuangon. Namun di perjalanan, ternyata jembatannya terputus. Terpaksa turun ke badan sungai melewati napal tebing yang curam dan mengarungi arus sungai,” ungkap Bidan Dona menceritakan pengalamannya. Pernyataan ini menggambarkan betapa sulitnya akses menuju lokasi pasien.

Perjalanan yang dilalui Bidan Dona tidaklah mudah. Ia harus berjuang melawan arus sungai yang deras dan menghadapi dinginnya air yang membasahi tubuhnya hingga kuyup. Namun, kesulitan tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk menolong pasien.

“Baju kering di badan dalam perjalanan. Ini jadi tentangan tersendiri bagi kami tenaga dalam menyelamatkan nyawa masyarakat,” tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi tenaga di daerah terpencil.

Kejorongan Sinuangon dan Kejorongan Batang Kundur merupakan daerah terluar di Kabupaten Pasaman yang dikenal dengan aksesibilitasnya yang sulit. Kondisi geografis yang menantang seringkali menjadi penghalang dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Bidan Dona dan tenaga kesehatan lainnya harus berjuang keras untuk menjangkau pasien di daerah-daerah seperti ini.

“Bahwa pelayanan kesehatan memiliki tantangan tersendiri khususnya daerah terluar di Pasaman. Namun ini merupakan dedikasi kami sebagai tenaga kesehatan yang harus sampai ke rumah pasien demi menyelamatkan nyawa masyarakat,” tegas Bidan Dona. Pernyataan ini menunjukkan dedikasi dan komitmen tinggi Bidan Dona terhadap profesinya.

Setelah kisahnya viral, Bidan Dona merasa bersyukur atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh banyak pihak. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan seluruh pihak terkait agar akses kesehatan di daerah terpencil dapat ditingkatkan.

“Semoga ke depan jadi perhatian serius bersama agar pelayanan kesehatan tercapai dengan baik,” harapnya. Pernyataan ini menjadi penutup yang menekankan pentingnya pemerataan akses layanan kesehatan di seluruh wilayah . Semoga kejadian ini dapat mendorong adanya perbaikan infrastruktur dan peningkatan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil.

Kisah Bidan Dona menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur yang memadai dan aksesibilitas yang mudah dalam memastikan layanan kesehatan yang merata. Peristiwa ini juga menyoroti peran penting dan pengorbanan para tenaga kesehatan yang bekerja di daerah terpencil. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang layak mendapatkan apresiasi dan dukungan lebih. Semoga pemerintah dan masyarakat dapat memberikan perhatian lebih serius pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di daerah-daerah terpencil. pada infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai merupakan kunci untuk menjamin kesehatan masyarakat di seluruh wilayah .

Komentar