Prabowo Dorong ASEAN Cari Solusi Damai Konflik Myanmar: Thailand-Kamboja Diajak Berkolaborasi

News8 Dilihat

Presiden Prabowo Subianto menekankan komitmen untuk mendukung ASEAN dalam upaya perdamaian di Myanmar dan konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja. Pernyataan ini disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu lalu. menyadari kompleksitas situasi regional dan global yang berdampak pada stabilitas negara.

Presiden Prabowo menyoroti konflik berkelanjutan di Myanmar yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian damai. Meskipun demikian, tetap mendukung peran ASEAN dalam mencari solusi. Lebih mengkhawatirkan lagi, munculnya konflik bersenjata baru antara Kamboja dan Thailand, sesama anggota ASEAN, semakin memperumit situasi regional.

“Kita lihat di kawasan kita sendiri, konflik Myanmar jalan terus dan tidak kelihatan arah untuk menyelesaikan secara damai, walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di (negara-negara) tetangga kita. Belum lagi kita lihat sekarang muncul lagi konflik bersenjata antara sesama anggota ASEAN, Kamboja dan Thailand,” ungkap Presiden Prabowo. Pernyataan ini menggambarkan keprihatinan mendalam Indonesia terhadap perkembangan terkini di kawasan.

Situasi geopolitik dan geoekonomi global yang dihadapi Indonesia sepuluh bulan terakhir pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai lebih rumit daripada saat awal pemerintahan. Presiden Prabowo mencatat berbagai konflik berskala besar yang terjadi secara global, mulai dari perang di Ukraina hingga konflik di Timur Tengah.

“Waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang. Sekarang, tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana, konflik di mana-mana, konflik di Ukraina, konflik di Timur Tengah, Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia,” jelas Presiden Prabowo. Pernyataan ini menegaskan tantangan besar yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam konteks global.

Konflik India-Pakistan dan dampak penetapan tarif oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga turut mempengaruhi kondisi ekonomi global dan Indonesia. Namun, Presiden Prabowo menyatakan bahwa pemerintahannya tetap fokus dan tenang dalam menghadapi tantangan ini.

“Kita bergerak sebagai satu tim. Kita negosiasi. Kita berunding. Kita tidak emosional. Kita tidak terpancing. Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar. Tugas Pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita, dan keluarga mereka,” tegas Presiden Prabowo kepada para menteri. Pernyataan ini menunjukkan pemerintah dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan.

Sidang Kabinet Paripurna tersebut merupakan yang kedelapan sejak pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024. Keberadaan Sidang Kabinet Paripurna ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk membahas dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa.

Perlu dicatat bahwa konteks geopolitik dan geo ekonomi global yang sangat dinamis saat ini, terutama terkait dengan dampak perang Rusia-Ukraina, perubahan iklim, dan persaingan kekuatan besar, membutuhkan yang adaptif dan kolaboratif dari Indonesia dalam menjaga stabilitas regional dan nasional. Keterlibatan aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional, termasuk ASEAN, menjadi kunci untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut. Selain itu, peningkatan kapasitas diplomasi dan ekonomi yang strategis juga krusial untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di tengah gejolak global.

Sebagai penutup, upaya Indonesia dalam mendorong perdamaian di Myanmar dan menyelesaikan konflik antara Thailand dan Kamboja, selain menunjukkan komitmen terhadap stabilitas regional, juga mencerminkan peran aktif Indonesia sebagai negara yang mengedepankan prinsip-prinsip perdamaian dan internasional.

Komentar