UKI dan Stella Maris: Kolaborasi Cetak Lapangan Kerja Generasi Muda

News4 Dilihat

Terus meningkatnya jumlah angkatan kerja di Indonesia memicu kekhawatiran akan pengangguran massal di masa depan. Data BPS per 5 Mei 2025 menunjukkan jumlah angkatan kerja mencapai 153,05 juta orang, meningkat 3,67 juta orang dibanding Februari 2024. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pun tercatat sebesar 4,76 persen. Kondisi ini mendesak adanya solusi inovatif untuk menciptakan lapangan kerja baru.

Sebagai respons atas tantangan tersebut, Yayasan Kasih Abadi, yang menaungi Sekolah Stella Maris dan Universitas Kristen Indonesia (UKI), menginisiasi kolaborasi strategis di bidang pendidikan, riset, dan pengembangan sumber daya manusia. Kerja sama ini diyakini mampu menciptakan sinergi positif antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Inisiatif ini dinilai sangat penting dalam konteks peningkatan kualitas SDM dan penyiapan generasi muda menghadapi persaingan global.

“Pendidikan dan ketenagakerjaan adalah dua pilar yang saling menguatkan. Di momen bersejarah 80 tahun kemerdekaan ini, kami ingin menghadirkan program yang tidak hanya relevan dengan perkembangan global, tetapi juga berpihak pada kemajuan bangsa,” ungkap Dr. Pierre Senjaya, S.Kom., M.Pd., M.H., Bendahara Yayasan Kasih Abadi. Pernyataan ini menekankan pentingnya kolaborasi ini bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Kolaborasi ini mencakup berbagai program konkret. Program penelitian dan pengembangan pengetahuan akan menghasilkan riset-riset yang relevan dengan kebutuhan industri. Pelatihan keterampilan berbasis industri akan membekali mahasiswa dengan keahlian yang dibutuhkan pasar kerja. Pengembangan kurikulum inovatif akan memastikan relevansi pendidikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri terkini.

Selain itu, penelitian bersama akan difokuskan pada isu-isu strategis ketenagakerjaan dan ekonomi nasional. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan. Dengan menggabungkan kekuatan akademik UKI dan jaringan luas Yayasan Kasih Abadi, diharapkan kolaborasi ini mampu menciptakan jembatan yang efektif antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

“Kolaborasi ini sejalan dengan visi UKI untuk menjadi universitas unggul yang berkontribusi langsung pada pembangunan nasional. Sinergi dengan Sekolah Stella Maris akan membuka peluang besar bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat untuk terlibat aktif dalam menciptakan solusi berkelanjutan bagi dunia kerja di Indonesia,” jelas Rektor Universitas Kristen Indonesia, Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA. Pernyataan ini menggambarkan komitmen UKI dalam upaya mengurangi pengangguran.

Lebih lanjut, kerja sama ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Inisiatif ini juga dapat menjadi model bagi kolaborasi serupa antara lembaga pendidikan dan dunia industri di Indonesia. Program-program yang terintegrasi dan berkelanjutan akan memastikan kesuksesan jangka panjang inisiatif ini. Dengan adanya pelatihan-pelatihan yang terarah dan relevan, diharapkan tingkat pengangguran dapat ditekan secara signifikan.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berkontribusi pada pengangguran, seperti otomatisasi dan perubahan teknologi. Kolaborasi ini perlu adaptif terhadap perubahan ini dan memastikan program-programnya tetap relevan. Evaluasi berkala dan penyesuaian strategi merupakan kunci keberhasilan jangka panjang. Hal ini memerlukan monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan dampak yang positif dan berkelanjutan.

Kerja sama ini diharapkan menjadi model bagi kolaborasi serupa di masa depan, menunjukkan komitmen bersama untuk mengatasi tantangan pengangguran dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Indonesia. Suksesnya inisiatif ini akan bergantung pada komitmen dan kolaborasi yang kuat dari semua pihak yang terlibat. Dengan demikian, inisiatif ini dapat menjadi contoh nyata dari bagaimana pendidikan dapat berkontribusi langsung pada solusi permasalahan ketenagakerjaan.

Komentar