VinFast Luncurkan Skema Sewa Baterai Baru, Revolusi Mobil Listrik di Indonesia

Otomotif9 Dilihat

VinFast Resmi Terapkan Skema Sewa Baterai di : Lebih Murah, Tapi Ada Risiko?

Produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast, mengumumkan kebijakan baru di pasar : skema berlangganan baterai untuk seluruh lini produknya, mulai dari VF 3 hingga VF 7. Kebijakan ini berlaku efektif 1 Agustus . Konsumen diberikan dua pilihan: membeli mobil dengan baterai terpasang atau menyewa baterai dengan biaya bulanan.

Langkah ini disebut VinFast sebagai bagian dari berpusat pada pelanggan, mengutamakan fleksibilitas dan mengurangi beban biaya awal. Meskipun bukan yang pertama di dunia, penerapannya di terbilang eksplisit dan menyeluruh. Hal ini menarik perhatian karena pasar otomotif Indonesia masih relatif baru dalam adopsi mobil listrik.

Skema ini menawarkan harga jual mobil yang lebih rendah. Sebagai contoh, VF 3 dibanderol Rp 156 juta, namun konsumen harus membayar biaya langganan baterai Rp 253.000 per bulan. Harga VF 5 Eco OTR turun menjadi Rp 232 juta dengan biaya sewa baterai Rp 468.000. Model lain juga menunjukkan penghematan serupa, dengan biaya sewa baterai bervariasi tergantung model dan fitur.

Meskipun harga pembelian awal lebih rendah, konsumen perlu mempertimbangkan komitmen jangka panjang pembayaran bulanan. Ini merupakan faktor penting, terutama bagi konsumen yang terbiasa dengan sistem kepemilikan penuh. Perlu dipertimbangkan pula apakah biaya langganan sebanding dengan pemakaian kendaraan.

Namun, VinFast juga menawarkan beberapa keuntungan. Salah satunya adalah tanggung jawab perawatan, perbaikan, bahkan penggantian baterai jika kapasitasnya turun di bawah 70 persen menjadi tanggung jawab pabrikan. Hal ini mengurangi kekhawatiran konsumen mengenai daya tahan baterai mobil listrik.

Selain itu, VinFast memberikan sejumlah insentif, termasuk pengisian daya gratis di jaringan V-GREEN, insentif tunai, dan jaminan harga jual kembali hingga 90 persen dalam enam bulan pertama. Namun, keberhasilan skema ini bergantung pada konsistensi layanan jangka panjang, terutama mengingat infrastruktur kendaraan listrik dan layanan purna jual di Indonesia masih berkembang.

CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menyatakan bahwa pendekatan ini didasarkan pada filosofi yang mengutamakan konsumen. “Pendekatan ini lahir dari filosofi yang mengutamakan konsumen,” ujar Kariyanto.

Akan tetapi, beberapa poin perlu dipertimbangkan. Skema sewa baterai pada dasarnya mengubah biaya besar di awal menjadi cicilan jangka panjang. Ini menguntungkan beberapa konsumen, namun bisa menjadi beban finansial baru jika masa penggunaan kendaraan lebih dari lima tahun.

Biaya langganan bersifat tetap, terlepas dari frekuensi penggunaan. Ini merugikan pengguna dengan mobilitas rendah yang mungkin membayar lebih dari yang mereka manfaatkan. Terdapat juga risiko ketergantungan pada kebijakan pabrikan. Kenaikan tarif atau pengurangan cakupan garansi di sulit dihindari karena baterai bukan milik pribadi konsumen.

Penerimaan pasar terhadap skema ini masih menjadi pertanyaan. Konsumen Indonesia terbiasa dengan konsep kepemilikan penuh, sehingga persepsi terhadap nilai kendaraan, keamanan jangka panjang, dan ketidakpastian layanan menjadi faktor penentu keberhasilan ini. Edukasi pasar dan kesiapan infrastruktur pendukung sangat krusial untuk keberhasilan skema ini.

Komentar