Penumpukan sampah menjadi masalah serius di Indonesia, khususnya Jakarta. Koordinator Kawan 98, Kelik Ismunanto, menekankan peran vital masyarakat dalam mengatasi krisis ini. Menurutnya, “Peran serta warga dalam mengurusi sampah sebenarnya kunci pokok penyelesaian menumpuknya sampah.”
Kelik berpendapat bahwa solusi tidak hanya terletak pada investasi teknologi pengolahan sampah. Investasi teknologi memang penting, namun tanpa perubahan perilaku masyarakat, teknologi canggih sekalipun akan sia-sia. Masyarakat harus aktif memilah dan mengelola sampah yang mereka hasilkan. “Kita harus mengubah perilaku budaya masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah yang dihasilkan dirinya sendiri,” tegasnya.
Perubahan Perilaku: Kunci Utama Penyelesaian Masalah Sampah
Prof. Rosari Saleh, Anggota Dewan Pakar Perhimpunan Agenda 45, mendukung pernyataan Kelik. Ia menekankan peran ilmuwan, khususnya antropolog, dalam mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah. “Dalam hal ini, ilmuwan diharapkan lebih memberi kontribusi, saya rasa itu merupakan tugas dari para antropolog,” ujar pengajar di Fakultas MIPA Universitas Indonesia ini.
Antropolog dapat berperan penting dalam memahami persepsi dan kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah. Dengan memahami akar permasalahan dari sudut pandang perilaku manusia, program pengelolaan sampah dapat dirancang lebih efektif dan berkelanjutan. Pemahaman ini akan membantu mengatasi kendala seperti program yang kurang tepat sasaran dan teknologi yang kurang dimanfaatkan.
Tantangan Implementasi Teknologi Sederhana
Prof. Rosari mencatat sebuah fenomena yang sering terjadi: teknologi pengolahan sampah sederhana yang diberikan kepada warga sering kali tidak termanfaatkan dan terbengkalai. Hal ini disebabkan kurangnya informasi dan pelatihan mengenai penggunaan dan perawatan teknologi tersebut. Kurangnya pemahaman ini menunjukkan pentingnya pendekatan holistik, bukan hanya sekedar menyediakan teknologi.
Oleh karena itu, dibutuhkan perubahan budaya yang lebih mendalam. Masyarakat perlu memiliki kesadaran dan pemahaman yang baru tentang pengelolaan sampah. Pendidikan dan sosialisasi yang intensif sangatlah krusial untuk menciptakan budaya baru ini.
Membangun Budaya Baru Pengelolaan Sampah
Membangun budaya baru pengelolaan sampah memerlukan pendekatan multi-sektoral yang terintegrasi. Pemerintah perlu berperan aktif dalam menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti tempat pembuangan sampah yang terkelola dengan baik dan sistem pengangkutan sampah yang efisien. Selain itu, peran aktif swasta dan komunitas juga sangat penting dalam mendukung program pengelolaan sampah.
Program edukasi publik yang komprehensif juga perlu dilakukan, termasuk kampanye kesadaran lingkungan, pelatihan pengelolaan sampah, dan penyediaan insentif bagi warga yang aktif berpartisipasi dalam program pengurangan dan pemilahan sampah. Partisipasi aktif masyarakat, didukung oleh inovasi teknologi yang tepat dan edukasi yang intensif, akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah penumpukan sampah di Indonesia.
Kesimpulannya, mengatasi masalah sampah memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan pemerintah, swasta, masyarakat, dan para ahli. Perubahan perilaku masyarakat, didukung oleh teknologi yang tepat dan program edukasi yang komprehensif, menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Tinggalkan komentar