Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPGRIS) menggelar Forum Group Discussion (FGD) Pemberdayaan Sosial Ekonomi Wilayah Berbasis KKN pada Kamis, 7 Agustus 2025. FGD ini merupakan langkah strategis UPGRIS untuk menyelaraskan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa dengan kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah memastikan program KKN memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Peserta FGD terdiri dari perwakilan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah, para camat, dan kepala desa dari lokasi KKN mahasiswa. Kehadiran narasumber dari pemerintah daerah ini diharapkan dapat memberikan arahan dan masukan yang berharga bagi mahasiswa. Dengan demikian, program KKN dapat terintegrasi dengan program pemerintah yang sudah berjalan.
Ketua LPPM UPGRIS, Prof. Wiyaka, menekankan pentingnya FGD sebagai penentu keselarasan program kerja mahasiswa dengan kebutuhan riil masyarakat. “FGD ini menjadi landasan agar program mahasiswa tidak berjalan sendiri, tapi terintegrasi dengan program yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi,” ujar Prof. Wiyaka. Inilah inti dari upaya UPGRIS untuk memastikan KKN berdampak nyata.
Sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mengusung semangat “Kampus Berdampak”, UPGRIS mulai tahun ini mengarahkan KKN agar lebih berdampak signifikan. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan kewajiban akademik, tetapi juga diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
“Melalui KKN, mahasiswa belajar secara langsung melihat persoalan yang ada di masyarakat dan merancang solusi nyata. Ini bukan sekadar menghabiskan SKS, tapi tentang kontribusi yang berdampak,” tambah Prof. Wiyaka. Hal ini menegaskan perubahan paradigma KKN di UPGRIS, dari sekadar kegiatan akademik menjadi pengabdian masyarakat yang berdampak.
Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan KKN UPGRIS, Arisul Ulumuddin, menjelaskan tema KKN semester gasal tahun akademik 2025/2026 adalah “UPGRIS Mengabdi.” Lima bidang utama yang menjadi fokus pengabdian mahasiswa adalah pendidikan, literasi digital, perekonomian dan kewirausahaan, kesehatan, dan lingkungan. UPGRIS mendorong mahasiswa untuk memiliki pendekatan holistik dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Arisul Ulumuddin juga mendorong partisipasi aktif mahasiswa dalam menyebarluaskan hasil kegiatan KKN melalui media massa. Ia menekankan pentingnya dokumentasi dan publikasi sebagai bentuk pertanggungjawaban dan pembelajaran. “Kami berharap ada publikasi kegiatan yang memperlihatkan kontribusi nyata mahasiswa, baik dalam bentuk pemberitaan maupun tulisan ilmiah,” tegasnya. Ini menunjukkan komitmen UPGRIS untuk mendorong mahasiswa meningkatkan kemampuan komunikasi dan publikasi.
Selain publikasi di media massa, mahasiswa juga didorong untuk menulis artikel ilmiah pengabdian untuk jurnal kampus. Hal ini bertujuan untuk mencatat dan menyebarluaskan temuan-temuan dan solusi yang telah dikembangkan selama masa KKN. Dokumentasi yang terstruktur ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa lain dan juga kontribusi akademik bagi UPGRIS.
Dengan demikian, program KKN UPGRIS tidak hanya sebatas kegiatan rutin akademik, namun juga menjadi wahana bagi mahasiswa untuk belajar, berpraktik, dan berkontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat. Integrasi dengan program pemerintah dan komitmen terhadap publikasi hasil kerja menjadi kunci keberhasilan program ini. UPGRIS berharap program ini akan melahirkan generasi muda yang memiliki kepedulian sosial tinggi dan mampu memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat.