Penunjukan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) telah menimbulkan beragam reaksi. Hilmi Rahman, Dosen Kebijakan Publik Universitas Nasional, menilai langkah ini berpotensi memperkuat sektor pangan melalui sinkronisasi kebijakan pertanian dan distribusi pupuk. Ia optimistis penunjukan ini akan membawa dampak positif bagi petani Indonesia.
Hilmi menekankan pentingnya integrasi kebijakan pertanian dan distribusi pupuk. Selama ini, distribusi pupuk bersubsidi kerap menghadapi kendala seperti kelangkaan, penyalahgunaan, dan keterlambatan pengiriman, terutama di musim tanam. Dengan pengalaman Sudaryono di Kementerian Pertanian, diharapkan permasalahan ini dapat teratasi.
“Penugasan Sudaryono sebagai Komut Pupuk Indonesia sangat tepat dan harus kita dukung. Karena beliau ini orang kerja. Dengan latar belakangnya di Kementerian Pertanian, dia punya pemahaman kuat soal kebutuhan dan problem riil petani. Saya yakin, kalau dikelola dengan baik, petani bisa benar-benar ‘happy’,” ujar Hilmi.
Hilmi berharap Sudaryono mampu mengoptimalkan posisi barunya untuk mengintegrasikan penguatan kebijakan pangan dan penguatan sistem ketersediaan serta distribusi pupuk. Ia meyakini Sudaryono dapat menjalankan dua fungsi pengendalian, yaitu kebijakan dan distribusi pupuk, sehingga kelangkaan pupuk dapat diatasi.
Peran Strategis PT Pupuk Indonesia dalam Ketahanan Pangan
Hilmi juga menyoroti peran krusial PT Pupuk Indonesia sebagai BUMN dalam mendukung misi strategis pemerintah, khususnya terkait ketahanan pangan nasional. Sebagai perusahaan milik negara, PT Pupuk Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk berkontribusi pada ketersediaan pangan, sejalan dengan cita-cita pemerintah.
“PT Pupuk Indonesia punya dimensi kepublikan yang tinggi. Karena ini BUMN, maka harus berkontribusi nyata pada ketersediaan pangan, yang merupakan bagian dari cita-cita utama Presiden dan Asta Cita,” tegas Hilmi. Penunjukan Sudaryono, menurutnya, bukan sekadar karena jabatan, melainkan karena fungsinya yang strategis dalam menghubungkan kebijakan dan produksi pertanian.
Rekam Jejak Sudaryono dan Harapan untuk Masa Depan
Hilmi turut mengapresiasi rekam jejak Sudaryono sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog. Ia menilai Sudaryono berhasil mendorong kebijakan-kebijakan konstruktif selama masa jabatannya, khususnya dalam penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
“Saya melihat beliau sangat kontributif, baik di Kementerian Pertanian maupun saat di Bulog. Saya berharap kesuksesan di Bulog bisa dilanjutkan di PT Pupuk Indonesia,” harap Hilmi. Pengalaman tersebut diharapkan dapat diimplementasikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas PT Pupuk Indonesia.
Sementara itu, Wamentan Sudaryono sendiri telah mengkonfirmasi penunjukannya sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia melalui RUPS pada 16 Juni 2024. Ia memandang penugasan ini sebagai kelanjutan dari tugas sebelumnya di Perum Bulog, yang fokus pada penguatan CBP. “Udah (terima SK). Ya, itu kan penugasan ya, maksudnya kemarin saya ditugaskan di Bulog, dengan tujuan kan untuk mem-push kinerja Bulog,” kata Wamentan Sudaryono.
Secara keseluruhan, penunjukan Sudaryono sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia. Sinkronisasi kebijakan dan distribusi pupuk yang lebih efektif akan sangat bermanfaat bagi para petani dan ketahanan pangan nasional. Namun, keberhasilannya tentu bergantung pada implementasi strategi dan kerja sama yang solid dari seluruh pihak terkait.
Tantangan yang masih dihadapi meliputi peningkatan efisiensi distribusi pupuk, memastikan pupuk tepat sasaran, dan mengatasi masalah korupsi yang mungkin terjadi. Pengawasan dan transparansi sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini.
Tinggalkan komentar