Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Mabar Kriminal
Mabar Kriminal
Kesehatan

Replikasi Inovasi Pantura: Jaminan Keberlanjutan Program Pengembangan Berkelanjutan

Avatar of Mais Nurdin
1
×

Replikasi Inovasi Pantura: Jaminan Keberlanjutan Program Pengembangan Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Replikasi Inovasi Pantura Jaminan Keberlanjutan Program Pengembangan Berkelanjutan

Puskesmas Robatal, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, telah menciptakan inovasi layanan publik bernama “Kepantura” (Kenali, Pantau, dan Rawat Pasien TBC) yang terbukti efektif dalam penanganan pasien tuberkulosis (TBC). Keberhasilan ini telah menarik perhatian banyak pihak dan dinilai layak untuk direplikasi di instansi pelayanan kesehatan lainnya.

Inovasi Kepantura berhasil meningkatkan angka kesembuhan pasien TBC di Puskesmas Robatal. Program ini tidak hanya fokus pada pengobatan medis, tetapi juga mencakup aspek pencegahan, deteksi dini, dan edukasi kepada pasien dan keluarga mereka. Hal ini menunjukkan pendekatan holistik yang penting dalam penanganan TBC.

SCROLL KEBAWAH UNTUK MEMBACA
IKLAN%20PT.%20PENA%20DATA%20MEDIA
Advertisment

Kepala Puskesmas Robatal, dr. Beny Irawan, menekankan pentingnya berbagi inovasi ini agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan pengobatan TBC secara nasional. Ia berharap inovasi ini dapat mempercepat penyembuhan pasien dan menurunkan angka kematian akibat TBC.

Mekanisme Inovasi Kepantura

Inovasi Kepantura merupakan kolaborasi beberapa layanan kesehatan, termasuk program TBC, Kesehatan Tradisional (Kestrad), dan Kesehatan Jiwa. Kolaborasi ini memungkinkan pendekatan yang komprehensif terhadap pasien TBC, yang tidak hanya memperhatikan aspek fisik, tetapi juga mental dan psikososial.

Pendekatan holistik ini didukung oleh keterlibatan lintas sektor dan peran aktif keluarga pasien. Keluarga berperan penting dalam memberikan dukungan emosional, memastikan kepatuhan pasien terhadap pengobatan, dan membantu dalam hal perawatan di rumah.

Tahapan Kepantura:

  • Kenali: Deteksi dini TBC melalui skrining aktif dan pasif di masyarakat.
  • Pantau: Pemantauan ketat terhadap pasien selama menjalani pengobatan, termasuk pemantauan pengobatan dan efek samping.
  • Rawat: Pengobatan yang komprehensif, termasuk pengobatan medis, dukungan psikososial, dan edukasi kesehatan.
  • Tim inovasi Kepantura, dipimpin oleh Aisha Amalia Jenifa Zein, telah mempresentasikan program ini di beberapa Puskesmas lain, termasuk Puskesmas Karang Penang dan Puskesmas Torjun. Presentasi tersebut disambut antusias oleh para peserta, yang menunjukkan ketertarikan untuk mengadopsi model serupa.

    Sukses Replikasi Program

    Presentasi di Puskesmas Torjun pada 9 Mei 2025 berlangsung interaktif, dengan banyak pertanyaan dari kepala puskesmas dan stafnya. Pertanyaan tersebut mencakup strategi pemantauan pasien, mekanisme koordinasi antar program, dan edukasi keluarga pasien.

    Diskusi yang mendalam menunjukkan antusiasme besar untuk mengadopsi inovasi Kepantura. Hal ini menandakan potensi besar replikasi program ini di berbagai wilayah untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien TBC.

    Salah satu kunci keberhasilan Kepantura adalah sinergi antar program kesehatan dan lintas sektor. Hal ini membutuhkan koordinasi yang baik antara petugas kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kerja sama ini memastikan keberlanjutan program dan jangkauan yang lebih luas.

    Tantangan dan Peluang

    Meskipun program Kepantura telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran di beberapa Puskesmas. Pemerintah perlu memberikan dukungan lebih agar program ini dapat diimplementasikan secara luas.

    Namun, keberhasilan Kepantura juga membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan replikasi yang tepat, program ini berpotensi mengurangi beban penyakit TBC dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk kesehatan yang berkualitas.

    Kesimpulannya, inovasi Kepantura dari Puskesmas Robatal memberikan contoh nyata bagaimana pendekatan yang holistik dan kolaboratif dapat menghasilkan dampak positif dalam penanganan TBC. Dengan dukungan dan replikasi yang tepat, inovasi ini dapat menjadi solusi dalam upaya penanggulangan TBC di Indonesia.

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Akses berita Penadata.com dengan cepat di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Va9zUSzF6sn6FmtJPc1m. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *