Simon Tahamata: Strategi Baru Bangun Timnas Indonesia yang Lebih Kompetitif

Mais Nurdin

22 Mei 2025

3
Min Read
Simon Tahamata: Strategi Baru Bangun Timnas Indonesia yang Lebih Kompetitif

Simon Melkianus Tahamata, mantan sepak bola kenamaan asal Belanda, tengah menjadi sorotan setelah namanya mencuat sebagai kandidat kuat untuk mengisi posisi kepala pencari bakat (head of scouting) Timnas . Nama ini semakin menguat seiring dengan bergabungnya Patrick Kluivert sebagai asisten pelatih kepala Timnas . Pengalaman dan jejak Simon Tahamata yang gemilang di dunia menjadi pertimbangan utama.

dan biodata Simon Tahamata menggambarkan perjalanan yang luar biasa. Lahir di Vaught, Belanda, pada 26 Mei 1956, Simon memiliki tinggi badan 1,64 meter dan bermain sebagai sayap kiri. Meskipun lahir di Belanda, ia memilih untuk menjadi warga negara Belgia pada tahun 1990. gemilangnya di lapangan hijau telah membawanya pada kesempatan bermain untuk Belanda sebanyak 22 kali, mencetak 2 gol selama masa baktinya.

Sepak Bola Simon Tahamata:

Sebelum berkiprah di level profesional, Simon memulai juniornya di klub Theole pada tahun 1967-1971. Setelah itu, bakatnya terpantau oleh Ajax Amsterdam, salah satu klub raksasa Belanda, dan ia bergabung dengan junior Ajax pada tahun 1971-1976. Ini menjadi titik awal perjalanan panjangnya di dunia sepak bola profesional.

Karier Senior:

Karier senior Simon Tahamata dimulai pada tahun 1976 hingga 1980 di Ajax Amsterdam. Selama periode tersebut, ia mencatatkan 149 penampilan dan mencetak 17 gol. Setelah Ajax, Simon melanjutkan kariernya ke luar negeri, bergabung dengan Standard Liege di Belgia (1980-1984), menorehkan 175 penampilan dan 54 gol. Keberhasilannya di Belgia ini membuktikan kualitas dan konsistensinya sebagai sepak bola.

Selanjutnya, Simon bergabung dengan Feyenoord (1984-1987), salah satu klub besar Belanda lainnya, dengan torehan 97 penampilan dan 30 gol. Perjalanan kariernya berlanjut di Beerschot (1987-1990) dan Germinal Ekeren (1990-1996), keduanya klub Belgia, dengan total penampilan yang sangat impresif. Selama bermain di Belgia, Simon memperlihatkan konsistensi permainannya yang luar biasa. Total penampilannya mencapai ratusan kali, dengan angka gol yang signifikan.

Belanda:

Selain berkarier di level klub, Simon Tahamata juga membela Belanda dari tahun 1976 hingga 1986. Selama periode tersebut, ia memperoleh 22 caps dan mencetak 2 gol. Pengalamannya di level internasional ini menambah nilai dan kredibilitasnya di dunia sepak bola.

Karier Kepelatihan Simon Tahamata:

Setelah pensiun sebagai , Simon Tahamata menjajaki karier kepelatihan. Ia memulai karier kepelatihannya di level junior, di berbagai klub ternama , termasuk Standard Liege (1996-2000), Germinal Berschoot (2000-2004), dan Ajax (2004-2009). Pengalamannya melatih di akademi klub-klub besar tersebut tentu akan sangat bermanfaat dalam pengembangan bakat muda.

Ia juga sempat melatih junior AL Ahli (2009-2014) dan kembali ke Ajax (2014-sekarang) untuk menangani junior. Pengalaman luasnya dalam pembinaan ini menjadi aset berharga dalam perannya sebagai kandidat kepala pencari bakat Timnas . Ia memahami seluk beluk pengembangan , dari segi teknik hingga mentalitas.

Keputusan Ajax Amsterdam yang tidak merespons keinginannya untuk kembali melatih di akademi klub tersebut menjadi salah satu faktor yang mendorongnya untuk menerima tawaran dari PSSI. Ini bisa diartikan sebagai sebuah kesempatan baru dan tantangan yang menarik dalam karirnya. Semoga pengalaman panjangnya dapat membawa Timnas Indonesia ke arah yang lebih baik.

Dengan pengalaman yang begitu luas baik sebagai pemain maupun pelatih, Simon Tahamata diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pencarian dan pengembangan bakat-bakat muda . Kemampuannya dalam mengidentifikasi dan membina pemain muda akan sangat dibutuhkan oleh Timnas Indonesia dalam upaya membangun tim yang di .

Tinggalkan komentar

Related Post