Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, menyatakan bahwa larangan suporter tandang untuk Super League 2025/2026 masih berlaku. Namun, ada peluang besar larangan tersebut dicabut dalam waktu dekat.
Keputusan final mengenai hal ini diharapkan keluar dalam satu atau dua hari mendatang. Hal ini bergantung pada hasil negosiasi dan kesepakatan antara I.League dengan pihak kepolisian dan PSSI.
Selama beberapa musim terakhir, suporter tamu memang dilarang hadir dalam pertandingan liga domestik. Kebijakan ini diberlakukan sebagai bagian dari transformasi sepak bola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan 2022, yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan penonton.
Ferry Paulus menjelaskan bahwa I.League sedang berupaya keras mencapai kesepahaman dengan pihak kepolisian. Beberapa proposal telah diajukan untuk mempertimbangkan kembalinya suporter tandang ke stadion.
Salah satu usulan yang diajukan adalah mengarahkan izin suporter tamu hanya untuk pertandingan yang minim resiko rivalitas tinggi, misalnya pertandingan antara tim yang tidak memiliki sejarah rivalitas antar pendukungnya. Ini diharapkan dapat meminimalisir potensi konflik dan kerusuhan.
“Kita lagi finalisasi terutama untuk sinkronisasi kepada pihak kepolisian. Mungkin dalam 1-2 hari ke depan akan ada keputusan, proposal yang kita sampaikan kepada pihak kepolisian, memang kita sudah membuat beberapa alternatif,” ujar Ferry Paulus dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (3/8/2025).
Selain itu, I.League juga mengusulkan sistem pengelolaan tiket pertandingan yang baru. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, keamanan, dan transparansi dalam penjualan tiket, serta membantu dalam pengendalian jumlah penonton.
Namun, persetujuan dari pihak kepolisian saja tidak cukup. PSSI, sebagai federasi sepak bola Indonesia, juga harus menyetujui usulan tersebut. Hal ini penting untuk memastikan keselarasan kebijakan dengan standar FIFA terkait transformasi sepak bola Indonesia.
“Kemudian yang kedua adalah membuat terobosan mencari satu sistem yang sedang difinalisasi dan sudah kita presentasikan kepada pihak kepolisian yaitu ticketing system. Rasanya 1-2 hari ini akan final,” jelas Ferry Paulus.
“Kemarin dari Mabes Polri juga sudah memberikan respons. Tapi yang pasti, bukan hanya dari pihak kepolisian, PSSI sebagai regulator juga harus memberikan persetujuannya, kaitannya dengan sinkronisasi transformasi dengan FIFA,” tambahnya.
Super League 2025/2026 dijadwalkan dimulai pada 8 Agustus 2025, dengan pertandingan pembuka antara Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Pertandingan ini akan menjadi ujian awal bagi penerapan aturan baru terkait kehadiran suporter tandang.
Keputusan akhir mengenai kehadiran suporter tandang ini sangat dinantikan oleh para penggemar sepak bola Indonesia. Banyak yang berharap agar larangan tersebut dicabut agar atmosfer pertandingan menjadi lebih semarak dan meriah, sekaligus mendukung pertumbuhan positif sepak bola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan.
Meskipun ada optimisme, proses ini memerlukan waktu dan pertimbangan matang dari semua pihak terkait. Keamanan dan keselamatan penonton tetap menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan ini. Harapannya, solusi yang ditemukan dapat menyeimbangkan antara gairah suporter dan jaminan keamanan di stadion.
“Ya harapannya sih ada titik terang. Tapi kira-kira gambaran tentang suporter tamu seperti itu,” pungkas Ferry Paulus.
Sebagai penutup, situasi ini menyoroti kompleksitas pengelolaan sepak bola profesional di Indonesia. Perlu kolaborasi dan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan untuk menciptakan lingkungan sepak bola yang aman, sportif, dan menyenangkan bagi semua pihak.