Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Otomotif

Toyota Siap Selamatkan Neta Auto dari Jerat Krisis Keuangan?

Avatar of Mais Nurdin
7
×

Toyota Siap Selamatkan Neta Auto dari Jerat Krisis Keuangan?

Sebarkan artikel ini
Toyota Siap Selamatkan Neta Auto dari Jerat Krisis Keuangan
Example 468x60

Toyota, raksasa otomotif Jepang, dikabarkan tengah mempertimbangkan akuisisi Neta Auto, produsen mobil listrik Tiongkok yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Kabar ini muncul di tengah upaya Toyota untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif Tiongkok yang sangat kompetitif dan didominasi kendaraan listrik.

Neta Auto memang tengah menghadapi badai finansial. Sejak pertengahan 2024, perusahaan ini mengalami krisis keuangan yang ditandai dengan penghentian produksi, pemutusan hubungan kerja massal, dan kegagalan dalam mendapatkan pendanaan putaran E-round senilai 4 hingga 4,5 miliar yuan (sekitar US$ 550 juta – US$ 620 juta). Kegagalan ini mengakibatkan investor, termasuk investor utama yang didukung dana negara BRICS, menarik diri.

Example 300x600

Meskipun sempat mencoba memulai kembali produksi pada awal Januari 2025, pabrik Neta di Tongxiang tetap terhambat karena kekurangan suku cadang. Kondisi ini semakin memperburuk situasi keuangan perusahaan yang telah mencatatkan kerugian kumulatif sebesar 18,3 miliar yuan (sekitar US$ 2,5 miliar) dalam tiga tahun terakhir dan memiliki utang sekitar 6 miliar yuan (sekitar US$ 820 juta) kepada pemasok.

Mengapa Toyota Tertarik pada Neta?

Meskipun menghadapi masalah keuangan yang serius, Neta Auto masih memiliki nilai jual yang menarik bagi Toyota. Perusahaan ini memiliki teknologi dan pengetahuan lokal yang berharga, terutama dalam pengembangan dan produksi kendaraan listrik. Akuisisi Neta akan memberikan Toyota akses langsung ke teknologi ini, sekaligus memperluas jaringan distribusi dan manufaktur di Tiongkok.

Dengan mengakuisisi Neta, Toyota dapat mempercepat peluncuran kendaraan listriknya di pasar Tiongkok. Hal ini penting mengingat pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Tiongkok yang pesat dan persaingan yang ketat dari produsen lokal maupun internasional.

Tanggapan Toyota dan Analisis Situasi

Namun, pihak Toyota telah membantah kabar akuisisi tersebut melalui Direktur Komunikasi Merek Toyota Tiongkok, Xu Yiming. Pernyataan penyangkalan ini tentu menimbulkan pertanyaan mengenai kebenaran kabar tersebut. Apakah ini strategi negosiasi, atau memang kabar yang tidak berdasar?

Penjualan Neta yang anjlok drastis menjadi bukti nyata kesulitan yang dihadapi perusahaan. Penjualan yang turun hingga 98 persen secara tahunan pada Januari 2025, hanya mencapai 110 unit, menunjukkan betapa kritisnya kondisi Neta Auto saat ini. Kondisi ini semakin mempertegas perlunya strategi penyelamatan yang cepat dan efektif.

Potensi dan Tantangan Akuisisi

Jika akuisisi terlaksana, Toyota akan menghadapi tantangan dalam merevitalisasi Neta Auto. Mereka harus mengatasi masalah utang yang besar, memperbaiki rantai pasokan, dan meningkatkan penjualan. Namun, potensi keuntungannya juga besar, yaitu akses ke teknologi, pasar, dan talenta lokal yang mampu mempercepat penetrasi Toyota di pasar kendaraan listrik Tiongkok.

Kondisi Neta Auto saat ini menjadi studi kasus yang menarik. Perusahaan ini menunjukkan betapa kompetitif dan cepat berubahnya pasar kendaraan listrik, serta betapa pentingnya manajemen keuangan yang baik bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Keberhasilan atau kegagalan Toyota dalam mengelola akuisisi ini, jika terjadi, akan memberikan pelajaran berharga bagi industri otomotif global.

Ke depannya, kita perlu mengamati perkembangan selanjutnya. Apakah Toyota akan benar-benar mengakuisisi Neta, atau mencari strategi lain untuk memasuki pasar kendaraan listrik Tiongkok? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *