Wakil Ketua Umum DPP PPP, Rusli Effendi, melontarkan kritik tajam terhadap M. Romahurmuziy (Rommy) yang berupaya menarik tokoh eksternal untuk menjadi Ketua Umum PPP dalam Muktamar X mendatang. Rusli menekankan pentingnya menjaga marwah partai dan menganggap tindakan Rommy tidak etis.
Rusli menegaskan bahwa PPP memiliki kader internal yang mumpuni dan pantas memimpin partai. “Saya pastikan sebagai kader yang bergerak dari bawah, calon dari internal PPP masih mumpuni dan pantas, tentunya tidak kalah dengan tokoh-tokoh eksternal,” tegas Rusli. Ia menilai upaya Rommy untuk menarik tokoh luar sebagai bentuk eksploitasi partai dan menjadikan partai sebagai komoditas.
Kontroversi Pencalonan Ketua Umum PPP
Pernyataan Rusli tersebut muncul sebagai respon atas upaya Rommy untuk menggaet Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sebagai calon Ketua Umum PPP. Rommy menilai Amran memenuhi kriteria kepemimpinan, baik dari segi ketokohan maupun dukungan logistik. Ia melihat rekam jejak Amran di Kementerian Pertanian sebagai bukti kinerja yang baik, serta latar belakang Amran sebagai pengusaha dapat memberikan kontribusi signifikan bagi partai.
Namun, Amran sendiri masih menyatakan sikap wait and see, mengingat kesibukannya sebagai menteri. “Pak Amran masih wait and see. Murni disebabkan kesibukan beliau yang memiliki beban berat sebagai tulang punggung program kedaulatan pangan pemerintah,” jelas Rommy.
Etika dan Mekanisme Keanggotaan PPP
Rusli dengan tegas menyatakan bahwa tindakan Rommy “sangat tidak etis, seperti mengeksploitasi partai, dan seolah-olah ini merupakan barang dagangan.” Meskipun demikian, Rusli menegaskan bahwa PPP tetap terbuka bagi pihak eksternal yang ingin bergabung, namun harus melalui mekanisme yang telah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
PPP, seperti partai politik lainnya, memiliki prosedur resmi untuk penerimaan anggota baru dan pencalonan kepemimpinan. Proses ini dirancang untuk memastikan integritas dan kesinambungan kepemimpinan partai. Rusli menekankan pentingnya mematuhi aturan internal partai dalam proses pencalonan Ketua Umum.
Perbedaan Pandangan Internal PPP
Perbedaan pandangan antara Rusli dan Rommy menunjukkan adanya dinamika internal PPP menjelang Muktamar X. Perdebatan ini mengungkap perbedaan strategi dan persepsi mengenai arah kepemimpinan partai ke depan. Hal ini menunjukkan pentingnya proses demokrasi internal yang sehat dalam menentukan pemimpin partai.
Terlepas dari kontroversi ini, Muktamar X PPP akan menjadi momen penting bagi partai untuk menentukan arah dan strategi ke depannya. Hasil Muktamar akan mempengaruhi peran dan posisi PPP dalam peta politik Indonesia.
Implikasi terhadap Citra Partai
Kontroversi ini berpotensi mempengaruhi citra PPP di mata publik. Persepsi publik terhadap kepemimpinan partai bisa terpengaruh oleh perseteruan internal seperti ini. Oleh karena itu, PPP perlu menangani permasalahan ini dengan bijak dan menjaga soliditas internal untuk mempertahankan kepercayaan publik.
Penting bagi PPP untuk menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan demokrasi internal. Proses penentuan ketua umum harus dijalankan sesuai aturan dan memperhatikan aspirasi seluruh kader. Dengan demikian, PPP dapat mempertahankan kepercayaan publik dan menjaga marwah partai.
Secara keseluruhan, peristiwa ini menunjukkan tantangan yang dihadapi PPP dalam mempersiapkan Muktamar X. Pengelolaan perbedaan pendapat internal dan pemeliharaan citra partai menjadi sangat penting untuk menjamin kelancaran dan kesuksesan Muktamar.
“Ahlan wa sahlan. Akan tetapi, tentu semua ada mekanismenya, kalau di PPP ada AD/ART. Saya rasa tidak hanya PPP yang memiliki mekanisme, tetapi partai lain atau di setiap organisasi mana pun punya,” kata Waketum PPP itu, menegaskan kembali komitmen PPP terhadap mekanisme internal.
Tinggalkan komentar