Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih sebagai upaya pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia, hingga ke tingkat desa dan kelurahan. Hal ini disampaikannya saat meninjau Musyawarah Pembangunan Kelurahan Khusus (Musbangkelsus) di Kelurahan Talang Keramat, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Peninjauan tersebut dilakukan pada Selasa lalu, bersamaan dengan kunjungan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, dan Bupati Banyuasin Askolani. Kehadiran pejabat tinggi negara ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam mendorong program Kopdeskel Merah Putih.
Bima Arya menyampaikan arahan Presiden RI Prabowo Subianto mengenai pemerataan pembangunan. Presiden menginginkan semua program pemerintah, terutama di bidang pangan, pendidikan, ekonomi, dan pertanian, dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. Kopdeskel Merah Putih diyakini sebagai solusi efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Kopdeskel Merah Putih: Solusi Penguatan Ekonomi Lokal
Kopdeskel Merah Putih didorong sebagai sarana kolaboratif yang memberdayakan ekonomi lokal. Koperasi ini tidak hanya berfokus pada unit usaha yang sudah ada, tetapi juga mengembangkan unit usaha baru berbasis potensi lokal yang disepakati bersama oleh anggota koperasi. Inovasi dan fleksibilitas menjadi kunci keberhasilannya.
Potensi lokal tersebut beragam, mulai dari pertanian, perikanan, kerajinan tangan, hingga usaha jasa. Keterlibatan aktif masyarakat dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankan memastikan keberlanjutan dan kesesuaian dengan kebutuhan riil di lapangan. Hal ini akan mendorong kemandirian ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada sektor lain.
Legalitas dan Pendanaan Kopdeskel Merah Putih
Untuk mendukung operasionalnya, pemerintah memberikan dukungan legalitas dan pendanaan. Biaya pencatatan akta koperasi oleh notaris ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sesuai Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri. Ketersediaan dana ini menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan pembentukan Kopdeskel Merah Putih.
Selain itu, Kopdeskel Merah Putih juga akan mendapatkan akses pinjaman dengan pagu maksimal Rp3 miliar. Bima Arya menekankan pentingnya perencanaan penggunaan dana pinjaman agar bermanfaat bagi anggota dan dapat dikembalikan tepat waktu. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan menjadi sangat penting.
Kunci Keberhasilan: Profesionalisme dan Inklusivitas
Bima Arya mengingatkan pentingnya pengelolaan koperasi yang profesional dan inklusif. Keterlibatan warga desa atau kelurahan sebagai anggota koperasi merupakan kunci keberhasilan program ini. Solidaritas dan transparansi menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul di kemudian hari.
“Saya titip agar ketua dan pengurus koperasi bisa tetap solid. Karena ketika nanti sudah ada modal dan unit usaha berjalan, tantangan pasti akan muncul. Maka perlu kekompakan,” pesan Bima Arya. Keberhasilan Kopdeskel Merah Putih tidak hanya bergantung pada pendanaan, tetapi juga pada kemampuan manajemen dan kerjasama antar anggota.
Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi lokal. Komitmen pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat, akan menentukan keberhasilan Kopdeskel Merah Putih dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di Indonesia.
Keberadaan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Menteri Koperasi dan UKM, Gubernur Sumatera Selatan, dan Bupati Banyuasin dalam acara tersebut menunjukkan dukungan penuh pemerintah terhadap program ini. Kerjasama antar lembaga dan sinergi pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat mempercepat realisasi program Kopdeskel Merah Putih di seluruh Indonesia.