Danantara, Chandra Asri, dan INA Pacu Ekonomi 8 Persen Lewat Pabrik Kimia Rp13 Triliun

Danantara Chandra Asri dan INA Pacu Ekonomi 8 Persen Lewat Pabrik Kimia Rp13 Triliun

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), lembaga investasi negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025, telah menunjukkan langkah nyata dalam menjalankan mandatnya. Baru-baru ini, Danantara menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk dan Indonesia Investment Authority (INA) untuk proyek pengembangan pabrik kimia Chlor Alkali–Ethylene Dichloride (CA-EDC) senilai Rp 13 triliun.

Penandatanganan MoU yang berlangsung pada Senin, 16 Juni 2025 ini menandai langkah konkret pertama Danantara dalam mengoptimalkan aset-aset strategis negara dan BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Proyek ini dijalankan dengan kolaborasi strategis, menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam memajukan sektor industri nasional.

Bacaan Lainnya

Pabrik CA-EDC, yang akan dibangun dan dioperasikan oleh anak usaha Chandra Asri, PT Chandra Asri Alkali (CAA), dirancang untuk memiliki kapasitas produksi 400.000 ton soda kaustik padat per tahun dan 500.000 ton ethylene dichloride. Kedua bahan ini merupakan bahan baku penting untuk berbagai industri, termasuk pengolahan air, pembuatan sabun dan deterjen, pemurnian alumina, dan pengolahan nikel.

Pentingnya Investasi CA-EDC bagi Ketahanan Nasional

Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara Indonesia, menekankan pentingnya investasi ini bagi kemandirian ekonomi Indonesia. Beliau menyatakan bahwa proyek ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor produk-produk penting seperti soda kaustik dan ethylene dichloride.

“Investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan impor atas produk penting seperti soda kaustik dan ethylene dichloride,” ujar Pandu Sjahrir pada Selasa, 17 Juni 2025.

Selain itu, Danantara juga terbuka untuk kemitraan strategis lainnya yang memiliki visi membangun ekosistem industri bernilai tambah di kawasan Asia. Hal ini mencerminkan komitmen Danantara untuk tidak hanya berfokus pada proyek domestik, tetapi juga untuk memperluas jangkauan dan pengaruhnya di tingkat regional.

Kolaborasi Strategis dan Dampak Positif

Ridha Wirakusumah, CEO INA, mengatakan kolaborasi ini merupakan bukti komitmen bersama dalam memperkuat fondasi industri nasional. INA melihat sinergi antara investor institusional dan pelaku industri sebagai kunci untuk membangun pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan berskala besar.

“Dengan menggabungkan kekuatan investor institusional dan pelaku industri, kami membangun pondasi pertumbuhan industri yang skalabel, sekaligus memperkuat daya saing dan ketahanan Indonesia di panggung global,” kata Ridha Wirakusumah.

Proyek CA-EDC telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen per tahun. Proyek ini diproyeksikan menghasilkan devisa hingga Rp 5 triliun per tahun dari ekspor ethylene dichloride dan menghemat impor soda kaustik hingga Rp 4,9 triliun per tahun. Ini adalah kontribusi signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Tahap Selanjutnya dan Dampak terhadap Pasar Saham

Tahap kedua dari proyek ini direncanakan untuk memperluas kapasitas produksi klor alkali dan meningkatkan produk turunan berbasis klorin. Saat ini, studi kelayakan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi pengembangan produk-produk hilir tersebut. Ekspansi ini akan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam industri kimia global.

Erwin Ciputra, Direktur Utama Chandra Asri Group, menyatakan bahwa proyek ini merupakan langkah penting untuk mendukung ketahanan industri nasional dan menarik kepercayaan investor terhadap prospek industri kimia di Indonesia. Proyek ini juga mendapat sambutan positif dari pasar saham. Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) terpantau menguat setelah penandatanganan MoU, naik 3,28% ke Rp10.225 pada Selasa, 17 Juni 2025.

Secara keseluruhan, proyek CA-EDC merupakan contoh nyata dari kerja sama yang strategis antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta dalam membangun ketahanan ekonomi nasional. Dengan investasi yang besar dan dampak positif yang signifikan, proyek ini diharapkan menjadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan daya saing Indonesia di kancah internasional. Suksesnya proyek ini juga akan mendorong kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *