NEWSFIOR.COM, Boalemo – Aksi nyata ditunjukkan para pemuda Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, dengan bergotong royong memperbaiki jalan rusak di wilayah Pondolo pada Sabtu (20/5). Langkah ini merupakan bentuk kepedulian terhadap infrastruktur desa yang selama ini luput dari perhatian.
Tanpa menunggu program pemerintah, para pemuda secara mandiri menggalang dana dari warga, tokoh masyarakat, hingga beberapa instansi lokal. Dana tersebut digunakan untuk menyewa excavator dan mendanai operasional perbaikan jalan yang selama ini menjadi nadi penghubung antar desa, digunakan oleh petani, pelajar, hingga pelaku usaha.
“Kami bergerak bukan karena disuruh, tapi karena kami merasa bertanggung jawab terhadap kampung sendiri,” ungkap Harun Rajiku, selaku perwakilan pemuda penggerak perbaikan tersebut.
Kerusakan jalan Pondolo memang sudah berlangsung cukup lama, diperparah oleh curah hujan tinggi dan minimnya perawatan. Akibatnya, jalur tersebut kerap berlumpur dan berbahaya dilalui saat musim hujan. Kondisi ini telah lama dikeluhkan warga karena berdampak langsung pada mobilitas dan aktivitas ekonomi.
Kegiatan gotong royong tersebut berlangsung dari pagi hingga sore, melibatkan puluhan pemuda dari berbagai desa di wilayah Paguyaman Pantai. Dengan semangat kebersamaan, mereka bahu-membahu mengatur jalur, membersihkan batu besar, dan meratakan tanah agar lebih aman dilalui.
Aksi ini pun mendapat respon positif dari masyarakat yang juga tokoh Pemuda. Ais Mustapa, mengapresiasi semangat para pemuda yang menurutnya telah mengambil langkah konkret di saat pemerintah belum bertindak.
“Sudah lama kami menunggu perbaikan, tapi tak kunjung datang. Anak-anak muda ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah,” ujarnya.
Warga lainnya berharap aksi seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi komunitas lain dan membuka mata pihak terkait akan pentingnya tanggap terhadap persoalan infrastruktur jalan.
Lebih dari sekadar perbaikan fisik jalan, inisiatif ini menjadi simbol kuat solidaritas, kepedulian, dan peran aktif generasi muda dalam pembangunan desa. Bahwa ketika birokrasi lamban, masyarakat bisa memilih untuk bergerak bersama dan membuktikan bahwa gotong royong masih menjadi kekuatan utama di desa-desa Indonesia.